Mohon tunggu...
Freya EsiaCarmesa
Freya EsiaCarmesa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

a thinker

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pangan untuk Semua, Gizi untuk Siapa?

13 Oktober 2024   09:25 Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Birokrasi yang rumit dalam proses sertifikasi dan regulasi pangan sering kali menjadi penghambat bagi produsen dalam memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Lalu, pola konsumsi pangan yang monoton juga menjadi tantangan tersendiri. Beras masih menjadi makanan pokok mayoritas penduduk, meskipun sebenarnya Indonesia kaya akan berbagai sumber pangan lain seperti ubi, jagung, hingga sagu. Studi dari Kartika & Susilo (2018) menunjukkan bahwa meski ada upaya pemerintah untuk mendiversifikasi pangan, kebiasaan makan yang sudah mendarah daging sulit diubah tanpa kampanye dan sosialisasi yang intensif.

Selain itu, masalah safety pangan juga perlu mendapat perhatian. Masyarakat Indonesia sering kali tidak terlalu peduli dengan kebersihan dan keamanan makanan yang mereka konsumsi. Laporan dari Hidayat et al. (2021) menunjukkan bahwa masih banyak kasus keracunan makanan di sekolah-sekolah karena buruknya pengawasan terhadap makanan yang dijual di kantin. Padahal, kualitas dan kebersihan makanan sangat penting untuk kesehatan.

Terakhir, waste food atau pemborosan pangan juga menjadi isu yang sering diabaikan. Penelitian dari Sari et al. (2022) mengungkapkan bahwa jumlah limbah makanan di Indonesia sangat tinggi, terutama di kota-kota besar. Ini ironi besar di tengah fakta bahwa masih banyak orang yang kekurangan makanan.

Untuk memperbaiki pemanfaatan pangan, dibutuhkan upaya terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Edukasi tentang gizi harus dimulai sejak dini, distribusi pangan perlu diperbaiki, dan diversifikasi pangan perlu digalakkan. Pemerintah juga perlu memperkuat regulasi terkait keamanan pangan serta mengurangi limbah makanan.

Jika semua elemen ini bisa diterapkan dengan baik, ketahanan pangan di Indonesia bukan hanya tentang ketersediaan pangan, tapi juga pemanfaatan pangan yang berkualitas.

Referensi:

  1. Arifin, M., et al. (2020). Malnutrition and Public Health Awareness in Rural Indonesia. Journal of Nutrition Education and Behavior.

  2. Wicaksono, A., & Anwar, S. (2019). Food Accessibility in Eastern Indonesia: Challenges and Opportunities. Indonesia Journal of Agricultural Science.

  3. Kartika, R., & Susilo, H. (2018). Food Diversification Efforts in Indonesia: Challenges in Changing Food Consumption Habits. Journal of Agricultural Policy.

  4. Hidayat, S., et al. (2021). Food Safety Awareness in School Canteens: A Study in Jakarta. Indonesian Journal of Public Health.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun