SMK Katolik St. Pius Insana memiliki lima program keahlian yakni Program Agribisnis Ternak Ruminansia, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Tanaman Pangan dan Horkultura, Agribisnis Tanaman Pangan dan Kultur Jaringan dan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Tulisan ini sebenarnya merupakan persembahan dari Siswa-Siswi Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP). Program TPHP ini ketua oleh Oktovianus Moensaku, S.TP. siswa-siswi ini sangat  kreatif dalam mengolah hasil pertanian. Salah satu guru pendamping yang sangat setia mendampingi mereka dalam praktek sehari-hari adalah Agustinus Natun, A.md.
Hasil olahan mereka antara lain Kue Pastel awet, Pita Kelapa, Kacang Gulung, Marning Jagung, Kripik pisang, cakar ayam, dodol pisang, tar susu labu, susu kedelai, stik labu dan anggur pisang. Hasil olahan mereka ini telah dinikmati oleh masyarakat sekitar, secara khusus oleh semua penghuni  Lembaga Pendidikan SMK Katolik St.Pius X Insana. Siswa-siswi yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik antara lain : Fonsi Beno, Efen Haumen, Agus Naisa’u, Bertho Tutpai, Tilde Azan, Maria Zoares, Riana Mei, Ance Manbait, Rofi Seko, Anas Sa’u dan Fatima Naiheli.
Mereka menekuni aktifitas harian mereka dengan serius. Karena menurut mereka kerjaadalah aktifitas perwujudan diri. Mereka adalah orang-orang yang sangat mencintai kaum pekerja dan martabat kerja. Untuk mereka, cinta akan pekerjaan menghanguskan niat malas mereka. Mereka menghayati pekerjaan harian mereka sebagai wujud pengabdian yang tulus dan sebenarnya tanpa mengharapkan adanya upah yang lebih.Â
Salah satu guru pendamping mereka, ketika ditanya tentang kinerja kerja anak-anak, beliau hanya mengatakan bahwa ketekunan dan kedisiplinan adalah kuncinya. Kalau orang tekun dan kalau orang sungguh disiplin dalam melaksanakan tugas maka tidak ada soal. Sebab ketekunan dan kedisiplinan adalah jaminan untuk merasa memiliki kerja sebagai bagian yang sangat integral dengan diri manusia. Kerja mesti dialami sebagai belong of house.
Mereka bekerja dengan prinsip sapu lidi. Pekerjaan menjadi ringan jika orang-orang yang bekerja bersatu hati, bersatu tujuan atau kata lainnya memperkuat mitra kerja. Kerja yang berat akhirnya menjadi ringan. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Mereka tidak egois, sebab hasil karya mereka diperuntukkan bagi banyak orang.Â
Mereka memiliki banyak visi tetapi apa daya tangan tak sampai. Mereka ingin memeluk gunung tetapi apa daya tangan mereka tak sampai. Mereka ketika merentangkan tangan tak sampai memeluk gunung. Tetapi mereka tetap berusaha sekuat dan semampu mereka. Mereka percaya diri karena  mereka terlahir untuk dipercaya. Mereka berharga karena memang setiap manusia sejak tercipta ia baik adanya.
Akhirnya mereka adalah apa yang mereka lakukan.
Siapa berkenan dan mau belajar, datanglah dan belajar dari mereka.
Mereka tidak pelit tetapi mereka juga tidak sombong.
Mereka adalah petarung; mereka tidak menang tetapi tidak pernah lari.
Untuk mereka, cinta akan pekerjaan menghanguskan segala niat yang lain