Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karakter

22 Januari 2017   15:33 Diperbarui: 22 Januari 2017   15:37 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

FR. YUDEL FON NENO

GURU DI SMK KATOLIK ST. PIUS X INSANA-TTU-NTT-INDONESIA

  • KARAKTER

Taburlah pikiran anda akan menuai tindakan; Taburlah tindakan anda akan menuai; kebiasaan; Taburlah kebiasaan anda akan menuai karakter; Taburlah karakter anda akan menuai pribadi yang integral.

  • KARAKTER

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendefenisikan karakter sebagai tabiat atau kelakuan atau akhlak. Karakter berarti sifat-sifat kejiwaan yang membedakan seseorang dengan yang lain. Konsep tentang membedakan seseorang dengan yang lain inilah yang kemudian disebut dengan berkarakter berarti berkepribadian. Pribadi mengacu pada diri seorang manusia yang unik pada dirinya sendiri dan sekaligus membedakan dirinya dengan diri orang lain. Disebut pribadi yang berbeda karena manusia melalui cipta (akal budi), rasa (perasaan) dan karsa (kehendak bebas), ia berbeda dengan manusia lainnya, dan sekaligus dengan ketiga unsur jiwa itu, dapat membedakan manusia dari hewan dan tumbuhan. Maka dapat dibenarkan jika KBBI mendefenisikan karakter sebagai sifat-sifat kejiwaan manusia. Yang dimaksudkan dengan jiwa manusia meliputi unsur-unsurnya yakni akal budi (cipta), kesadaran, rasa (perasaan), kehendak bebas (karsa). Unsur-unsur ini hanya dimiliki oleh manusia maka pembicaraan tentang karakter hanya dapat dikenakan kepada manusia, tidak kepada kepada hewan dan tumbuhan. Kita tidak dapat mengatakan kepada seekor anjing bahwa si anjing tidak berkarakter karena lewat tidak mengucapkan selamat pagi kepada kita. Kita tidak dapat mengatakan kepada sebatang pohon bahwa pohon itu tidak berkarakter karena tersebab arus derasnya angin badai, pohon itu jatuh dan menindih sebuah rumah yang indah.

Dengan demikian kita paham bahwa karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan manusia yang ditampakkan melalui perilaku badaniah manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perilaku ini, jiwa manusia melebur dalam badan dan tampak menjadi suatu perilaku yang bisa dilihat, dirasakan dan dapat diberi penilaian. Maka karakter mengandaikan adanya manusia sebagai aku yang men-jiwa dan aku yang mem-badan.

  • WAJAH KARAKTER

Di dalam rumah dan lingkungan; ia berwajah kebaikan; Di dalam bisnis; ia berwajah kejujuran; Di dalam masyarakat; ia berwajah kesopanan; Di dalam pekerjaan; ia berwajah kecermatan; Di dalam permainan; ia berwajah sportivitas; Terhadap yang beruntun; ia berwajah pemberi selamat; Terhadap yang lemah; ia berwajah penolong; Terhadap yang jahat; ia berwajah bertahan; Terhadap yang kuat; ia berwajah percaya; Terhadap yang menyesal; ia berwajah memaafkan; Dan terhadap Tuhan; ia berwajah beriman, menghormati dan mengasihi. Di dalam konflik; ia berwajah damai. Di dalam kericuhan; ia berwajah tenang. Di dalam pertarungan ide; ia berwajah kritis.

FR. YUDEL NENO

Fr. Yudel Fon Neno

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun