Saya menyaksikan betapa kuatnya kerja sama antar juragan, para nelayan dan para penarik pukat. Kerja sama ini dimulai dari mendorong perahu ke dalam laut sampai pencucian pukat pasca panen ikan.
Dimulai dari memasukan perahu; ada yang mendorong, ada yang menyiapkan bantal pada bagian bawah perahu, hingga perahu masuk dalam laut.
Begitu masuk dalam laut; ada yang mendayung, ada yang memantau lokasi ikan bermain, dan ada yang membuang pukat ke dalam laut.
Setelah pukat berhasil lingkar hingga kembali keluar ke darat, penarikan pukat pun dimulai. Saat dimulainya penarikan pukat; ada yang memberi komando dari saku pukat, ada yang menarik dari bagian darat.
Penarikan pukat dimulai. Orang mulai berdatangan untuk membantu menarik pukat, membawa serta ember atau sahara, agar kelak dapat mengambil bagian yang menjadi hak.
Pukat ditarik sampai ke darat. Ikan yang kandas di bagian tangan atau sayap kiri-kanan pukat, menjadi haknya mereka yang menarik pukat. Sedangkan ikan yang tertampung pada saku pukat, otomatis menjadi milik juragan, pemilik perahu dan pukat.
Pasca pukat berisi ikan sampai di bibir pantai, pembagian ikan pun masih berlangsung. Kegembiraan nampak sekali saat menyaksikan mereka berebutan ikan. Â Lelucon pun ada di sana. Tawar menawar ikan antar pembeli dan pemilik, memanas. Persen ikan, pasca beli pun ada di sana. Pokoknya, banyak hal ada di sana. Setelah semuanya selesai, kerja sama masih berlangsung sampai pencucian pukat dan kembali menaikkan perahu.