Pada lorong ini terukir tapak-tapak sakti tak kenal lelah. Suara-suara manis ketika melintas, tersimpan rapih sembari saling menatap dari ujung lorong yang satu ke ujung lorong yang lain.
Tak terasa, sekian langkah telah berpacu. Polesan canda menghiasi bibir-bibir lorong disambut hentakan kaki di gerbang sekret, bersahutan-sahutan, pertanda jatuh cinta pada eksen sudah mau dimulai.
Di lorong ini tersimpan misteri sukma dengan pesona jatuh cinta yang terus menjulang semenjak menginjak usia muda.
Di sekret bersaudara itu pun tak kalah eksennya, dengan sendau gurau bertatap-tatapan, sekalipun aroma siang bolong hendak merenggut pesona kilauan kedua bola mata, yang ingin mengantar kantuk pada bentangan tikar.
Terkadang terbentang tak beraturan namun kelak terlalu indah untuk ditata ulang.
Selamat siang para relawanku, sambil tersenyum kutuliskan puisi ini buatmu sekalian.
Dari ujung lorong, di bibir dapur energi kulayangkan puisi ini buatmu.
Selasa, 04/05/2021
RD. Yudel Neno
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI