Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menepis Pembusur Kabar Angin

23 November 2020   21:07 Diperbarui: 23 November 2020   21:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulut banyak tak sejalan dengan hati. Kata membusur, gemuknya kabar angin. Zaman ini, zaman rawat isu. Merawat isu, biayanya lebih mahal daripada merawat hati

Kutempatkan kata ampun ini untukmu, wahai para pembusur kabar angin. Akan ku kunci tajamnya busur dengan kunci Sang Petrus.

Menepis isu, hukumnya butuh dua keping emas, yang tidak mahal, dan tidak perlu dimahalkan. Satunya akal, satunya hati.  

Tidak perlu membusur kabar, untuk mengantongi senang sendiri. Yang namanya membusur, sasarannya butuh tepat. Sulit tepat, kalau terus tergoncang angin.

Kalaupun membusur itu tajam, menangkal perlu kuat. Ada dua permainan; membusur dengan nafsu, dan menangkal dengan sadar.

Betun, 23/11/2020

Rm. Yudel Neno, Pr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun