Pucatmu itu tanda mulia abdimu, dalam tugas mengancam nyawa. Wahai, para pejuang medis! Teruslah berjuang, Yang Maha Kuasa ada di pihakmu. Sesulit apapun nafasmu, sepucat manapun telapakmu, selelah apapun ragamu, jiwamu mulia. Upahmu tercatat dan terhitung.
Kalau ada pahlawan tanpa tanda jasa, engkaulah pahlawan taruhan nyawa. Kalau ada pelari maraton tak terkalahkan, engkaulah kecepatan keselamatan umat manusia, zaman ini.Â
Mungkin saja, anak-anakmu sementara tak merasakan belaian kasihmu. Mungkin saja, sang suami atau sang istri, atau sang pacar mejulang rasa cemburunya, namun kasihmu akan keselamatan umat manusia, mengalahkan segalanya. Itulah pancara kemuliaanmu yang tak terpadamkan.Â
Doaku,doa semesta ini berpihak padamu, mengenangmu, memberimu penghargaan setinggi-tingginya, tatkala karena cintamu akan pasien, jiwamu adalah taruhannya.Â
Semoga Yang Maha Kuasa berkenan, berpihak agar wabah mematikan ini, cepatlahh berlalu dari nasib umat  kesayanganNya
Betun, 16/04 2020, ditulis untuk mengenang upaya tim medis dalam menangani pandemi covid-19
Rm. Yudel Neno, Pr, Pastor Pembantu Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, Propinsi Nusa Tenggara Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H