Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terikku yang Panas, HujanMu yang Sejuk

10 Maret 2020   13:52 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersentuh di tengah amukan terik matahari yang membakar. Tuhan mulai berbahasa tatkala panasnya neraka mengikis

Tuhan ini aku! Aku telah telah tenggelam dalam lumpur dosa. Biarlah tetesan-tetesan hujan; pesona rahmatMu ini menyucikan seluruhnya kedalaman nurani ini.

Tatkala tatapanku kering di mataMu, indahkahlah seruanku ini, ya Tuhan. Biarkanlah mata hatiku terhibur karena dedaunan rahmatMu. Mempesona tiada duanya, kuatnya tiada tandingnya.

Semoga tetesan hujan ini, menyejukkan teriknya nurani, dan supaya para petanipun melantunkan syair-syair syukur bagiMu

Betun, 10/03/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun