Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tikarku yang Sederhana

20 Oktober 2019   07:42 Diperbarui: 20 Oktober 2019   08:03 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tokopedia.com

Seusai pulang dari kebun, ayahku membaringkan diri pada sebuah tikar tipis berlapis abu. Ayahku capek karena seharian membanting tulang. Lagian ibuku sebelum berbaring pada sebuah balai-balai tua, doa-doanya menikam dalam demi tanah yang subur, garapan ayahku.

Pada tikar tipis itu, tergeletak tubuh sang ayah. Aku menelusuri arti dan makna. Mungkin ayahku capek tetapi sebetulnya tubuh ayahku merangkai makna tentang apa arti tetap sederhana di balik bekerja keras.

Ibuku pun sama. Ia hanya menempatkan dirinya pada tempat yang berbeda namun tetap dalam kesederhanaan yang sama.

Aku jatuh cinta pada pikiran sederhana yang membahasa lewat tubuh ayah dan ibuku.

Aku mencintaimu, ayahku, ibuku, tikarku dan balai-balai ku yang sederhana

Lolobot, 20/10/19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun