Segala sesuatu yang ada, selalu memiliki alasan adanya dan berubahnya. Hidup dan mati pun ada alasannya.
Pasca meninggalnya Romo Adolf Heuken, SJ (ahli sejarah), 25/07/2019, di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, menuai tanggapan sedih berbagai pihak. Kontribusinya dalam ilmu sejarah, turut diperhitungkan dalam kemajuan bangsa tercinta ini.
Menanggapi situasi duka ini, saya tersima dengan ungkapan Pastor Krispurwana Cahyadi, SJ (Dosen Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Sharma, Yogyakarta).
Pastor sesama Jesuit itu, lantas menyatakan  "Hidup tersembunyi (Pastor Heuken) telah membuahkan banyak bunyi dan isi, bagi negeri yang lebih suka berisik daripada menelisik arti."
Pernyataan Pastor Cahyadi, SJ, sekiranya sarat makna, terutama bahwa hidup perlu diberdayakan supaya berguna bagi kepentingan banyak orang. Hidup yang tidak diberdayakan, tidak pantas untuk dihidupi.
Membaca riwayat hidup Pastor Heuken, SJ bahkan saya sering membaca beberapa ensiklopedi karya Pastor Heuken, SJ, ada hikmahnya bahwa dibalik "ketersembunyian" seorang Pastor Heuken, telah lahir karya-karya cemerlang, yang berisi, berbunyi, dan berguna bagi kelanjutan generasi bangsa.
Sejatinya, setiap insan memiliki potensi tersembunyi yang perlu diupayakan wujud ketertampakkannya.
Sejarah memang tersembunyi di balik yang sekarang, tetapi ia sekaligus ketertampakkan bagi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H