Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Romo Heuken, Ketersembunyian yang Berbunyi

29 Juli 2019   12:48 Diperbarui: 29 Juli 2019   12:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala sesuatu yang ada, selalu memiliki alasan adanya dan berubahnya. Hidup dan mati pun ada alasannya.

Pasca meninggalnya Romo Adolf Heuken, SJ (ahli sejarah), 25/07/2019, di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, menuai tanggapan sedih berbagai pihak. Kontribusinya dalam ilmu sejarah, turut diperhitungkan dalam kemajuan bangsa tercinta ini.

Menanggapi situasi duka ini, saya tersima dengan ungkapan Pastor Krispurwana Cahyadi, SJ (Dosen Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Sharma, Yogyakarta).

Pastor sesama Jesuit itu, lantas menyatakan  "Hidup tersembunyi (Pastor Heuken) telah membuahkan banyak bunyi dan isi, bagi negeri yang lebih suka berisik daripada menelisik arti."

Pernyataan Pastor Cahyadi, SJ, sekiranya sarat makna, terutama bahwa hidup perlu diberdayakan supaya berguna bagi kepentingan banyak orang. Hidup yang tidak diberdayakan, tidak pantas untuk dihidupi.

Membaca riwayat hidup Pastor Heuken, SJ bahkan saya sering membaca beberapa ensiklopedi karya Pastor Heuken, SJ, ada hikmahnya bahwa dibalik "ketersembunyian" seorang Pastor Heuken, telah lahir karya-karya cemerlang, yang berisi, berbunyi, dan berguna bagi kelanjutan generasi bangsa.

Sejatinya, setiap insan memiliki potensi tersembunyi yang perlu diupayakan wujud ketertampakkannya.

Sejarah memang tersembunyi di balik yang sekarang, tetapi ia sekaligus ketertampakkan bagi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun