Tak lebih dari nasib sepuntung batang rokok, untungnya disediakan tong sampah baginya.
Semanis hisapan asap, dalamnya menikam sakit, segudang kata puntung, manjurnya sebatas racun.
Menari bak nyiur melambai, taufan kata di penghujung tiada sabar.
Lebih baik diam untuk berkata daripada berkata-kata hanya sekedar melabur ulang kubur yang berjazad busuk.
Kata-Kata puntung! Sialmu beban pemilik. Kalaupun ada rindu, rindu sakit untuk dikenang.
Waspadalah! Zaman di mana mulut-mulut buas, busa racun detik-an lahirnya. Zaman ini, zaman lahirnya si puntung pada mulut-mulut buas. Waspadalah!
Lalian Tolu, 29/07/2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI