Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Sosok yang Berkinerja Kredibel

29 Maret 2019   21:20 Diperbarui: 29 Maret 2019   21:42 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan kata  kinerja berarti sesuatu yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan; kemampuan kerja. Berkinerja berarti memperlihatkan prestasi; berkemampuan dengan menggunakan tenaga dan alat untuk mencapai prestasi.

Orang yang berkinerja ialah ia yang selalu menetapkan rencana kerja, mengandalkan kemampuan yang dimiliki, menentukan cara yang kredibel hingga akhirnya mampu menghasilkan prestasi yang maksimal. Inilah sekiranya yang mau dimaksudkan dengan kinerja kerja.

Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan apapun butuh kinerja. Apalagi seorang pemimpin, baginya kinerja merupakan rekan seperjalanan dalam pelaksanaan tugas.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa antara kinerja dan karakter, keduanya sama-sama penting. Keduanya saling mengandaikan, tetapi apabila anda dituntut untuk harus memilih salah satu, pilihlah karakter sebab orang yang berkarakter pasti ia berkinerja baik. Orang yang berkinerja baik belum tentu ia berkarakter baik.

Ungkapan di atas tidak bermaksud  meremehkan kinerja, melainkan dengan ungkapan itu, kita diingatkan bahwa segala kinerja yang dilakukan, tidak boleh menyimpang dari karaker pelakunya sebagai pribadi yang bermartabat.

Sebutan pribadi bermartabat menunjuk pada pemanfaatan secara baik dan benar akal budi, kehendak bebas dan hati nurani, guna merumuskan kinerja kerja yang memang benar-benar pro hidup. Kinerja yang pro hidup, ia menjunjung tinggi peningkatan tahapan kerja, entah secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Karena itu, kalau terdapat segelintir orang yang menyusun kinerja konsolidatif, hanya untuk menguntungkan segelintir orang, sesunguhnya ini bukanlah kinerja, sebab kinerja tetap ada kaitannya dengan karakter kebijakan yang mesti bermuara pada kesejateraan bersama bukan kesejahteraan segelintir orang.

Sebagai seorang pemimpin, dalam membangun kinerja kerja, perlu dihindari jauh-jauh unsur nepotisme dan kolusi. Mengapa? sebab seringkali, seorang pemimpin merasa lemah dalam menjalankan kinerjanya, justru karena dilemahkan dari dalam oleh orang-orang yang masih memiliki hubungan personalnya dengannya, entah hubungan kekeluargaan maupun hubungan kawin-mawin.

Mari membangun kinerja kerja yang bebas KKN. Tegakkanlah semangat nasionalisme, mantapkan prinsip menjunjung tinggi martabat diri manusia, sebagai strategi ampuh dalam mencapai kesuksesan bersama. Ingatlah! Kinerja dan karakter memiliki hubungan yang erat, dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.

Keduanya saling mengandaikan bukan saling meniadakan. Kinerja yang baik merupakan turunan dari karakter yang baik. Hanya orang-orang berkarakter dan berkinerja baiklah yang dapat dipercaya. Di sini, karakter dan kinerja merupakan pangkal kepercayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun