Ingin ku daur syair lagunya Frankly Sahilatua dalam benak yang terancam punah ini. Aku ingin, Aku Heran dalam Perahu Retak terus dipekikkan tatkala dua koin mata uang menutup rapat telinga para penguasa.
Aku heran, yang salah dipertahankan. Mungkin karena pengrajinya buta warna pandang.
Aku heran, elit masa kini, hobinya polisikan masyarakat. Selain, saku mereka ingin penuh, mereka juga menanam jasad dalam harapan masyarakat.
Aku heran, heran bukan ingin bungkam tak mau maju. Aku heran, mereka lupa jejak. Sejak, garis tangan mereka pangku, langkah kaki mereka terus melewati antrian kawanan kecil.
Aku heran, mereka bertengger di atas kursi, dalam naungan sejuk buatan, merasa teduh di tengah liku jalan. Mereka aman, namun cilik-cilik di sepanjang dan seputar jalanan, diamankan dengan todongan peluru ancam di ujung gedung berwarna kuning, beratap merah hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI