Kan kubeli semuanya. Jangan cemas, aku datang membawa serta coper idamanmu. Rasanya tak cukup kalau membawa amplop. Lagipula kecil jaminan kalau amplopnya terlampau tipis.
Tak peduli, apa kata orang. Yang penting, kursi semahal usia tetaplah milik.
Berapapun nilainya, segeralah, bergegaslah, katakanlah. Jujurlah, akan kubawa, yang penting satu kursi milikku.
Gila hormat....tak apalah. Yang penting rahasianya dijamin. Kalaupun kedapatan, janganlah cemas, sebab mereka pun akan kebagian.
Membaca puisi ini, segera ingin kulaporkan si pelaku pada Pancasila Negeri ini.
Hukum tidak buta dan tidak boleh dibutakan arahnya.
Berani, tumpas....ayo tebanglah dengan senjata adil tetapi bukan tebang pilih, silih siram dan salah sengaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H