Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Dari sedikit yang terpilih, yang terbaiklah yang bertahan. Kini yang bertahan hingga tingkat akhir dalam formasi pendidikan dan pembinaan calon imam, ada delapan orang frater. Delapan orang menjalankan masa masa TOP di tempat berbeda-beda dari tahun 2015 hingga tahun 2017.
Tahun 2015 yang lalu, ketika turun ke medan TOP, berjumlah sebelas orang. Pada tahun pertama Fr. Corona Bria, praktek di Paroki Sta. Theresia Kefamenanu, mengundurkan diri dari frater.Â
Sepuluh orang lainnya berjuang terus hingga selesai masa TOP dan mendapat SK dari Uskup Atambua untuk kembali melanjutkan pendidikan dan pembinaan di Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang. Tiba waktunya untuk masuk ke Seminari Tinggi, Frater Frans Taena (mantan Toper Paroki Fafinesu), mengundurkan diri. Tahun 2017, tepatnya bulan April, seusai merayakan Paskah, Fr. Thomas Mauritius Nesi (mantan Frater TOP Paroki Tunbaba) mengundurkan diri.
Hingga kini (Januari 2019), tingkat VI Fratres Keuskupan Atambua tertinggal delapan orang Frater yakni Fr. Ludovikus Sonny Akoit, Fr. Jefriston Benyamin Ndun, Fr. Yosef Prayogar Fallo, Fr. Desiderius Ludgerus Saba, Fr. Dalmasius Saunoah, Fr. Gregorius Robby Kiik, Fr, Yustus Nipu dan Fr. Yudelfianus Fon Neno.Â
Di bawah ini, saya menguraikan secara singkat, profil para Frater tingkat VI Keuskupan Atambua, termasuk saya sendiri. Sekiranya doa dari umat sekalian, senantiasa menyertai kami, bukan karena kami tidak berdoa tetapi karena suatu rahasia bahwa panggilan ini merupakan suatu persekutuan iman yang dapat terwujud melalui sikap saling mendukung dan mendoakan. Â .
Frater ini biasa dipanggil Fr. Sonny. Ia dilahirkan di Maumere-Kewapante, 28 April 1991, dari sepasang kekasih Bapak Yosef Akoit dan Mama Waldetrudis Teu. Fr. Sonny adalah anak kedua dari lima bersaudara. Asal Paroki St. Yohanes Pemandi Naesleu-Kefamenanu. Ia menyelesaikan masa TOP di Paroki Mena. Kini ia sedang menyelesaikan penulisan thesisnya dengan judul : Pengaruh Media Dalam Pewartaan Bagi Orang Muda Katolik di Paroki Naesleu.
 Frater ini biasa dipanggil Fr. Jefri. Ia dilahirkan di Kefamenanu, 27 Juli 1990, dari sepasang kekasih Bapak Alexander Ndun dan Mama Hermina Ambanu. Fr. Jefri adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Asal Paroki St. Petrus Paulus Lurasik. Ia menyelesaikan masa TOP di Paroki Katedral Atambua. Kini ia sedang menyelesaikan penulisan thesisnya dengan judul : Peranan Dialog Kehidupan bagi Perukunan Hidup Antar Umat Katholik dan Protestan di Wilayah Desa Tualene.
 Frater ini biasa dipanggil Fr. Yogar. Iadilahirkan di Kuatnana, 9 Juli 1991, dari sepasang kekasih Bapak Timotheus Fallo dan Mama Febronia Talan. Fr. Yogar adalah anak pertama dari lima bersaudara. Asal Paroki St. Andreas Tunbaba. Ia menyelesaikan masa TOP di SMK Katolik St. Pius X Insana Kefamenanu. Kini ia sedang menyelesaikan penulisan thesisnya dengan judul : Kegiatan Jambore Ekonomi Kreatif di Gua Sta. Maria Siti Bitauni dan Dampaknya Bagi Peningkatan Pendapatan Keluarga dan Iman Umat Paroki Kiupukan.