Kompetisi pertandingan sepak bola merebut piala ASEAN Football Federation (AFF) telah resmi dimulai pada 08/11/2018. Negara Indonesia ikut dalam ajang ini. Dengan memperhatikan beberapa kemenangan Tim Indonesia, tentu timbul pertanyaan akankah Indonesia menjadi juara I? Hemat saya, Indonesia berpeluang untuk menjadi juara I. Usaha ini membutuhkan kerja keras tim kesebelasan Indonesia.Â
Salah satu poin yang patut diperhatikan adalah spiritualitas kekompakkan tim. Nampaknya biasa dan sederhana tetapi kalau lolos dari perhatian justru merupakan ambang awal kekalahan. Begitu banyak analis sepak bola dengan berbagai analisis mereka. Semuanya merupakan sumbangsih yang patut diperhitungkan. Â
Di sini, saya ingin uraikan tentang spiritualitas kekompakkan sebagai strategi dan serentak sebagai kerangka menyeluruh untuk memenangkan piala AFF 2018. Spirit berarti roh. Sifat roh ini menampakkan kekuatan akal budi, hati nurani dan insting yang dapat melahirkan kondisi mental yang stabil dan teknik-teknik yang sportif.Â
Dari aspek psikologis, saya yakin para pemain telah dipersiapakan selama ini. Namun yang patut diperhitungkan adalah daya psikis ketika kondisi fisik dalam keadaan lelah sementara pertandingan berjalan.Â
Seringkali, para pemain karena kecapaian, melepes begitu saja rekannya untuk sendirian berjuang dalam lapangan. Seringkali pelanggaran atau kelalaian yang dilakukan sesama pemain malah dilihat sebagai pematah semangat spotrivitas. Bahkan sesama pemain yang menjadi korban pelanggaran dari tim lawan dilihat dengan kacamata dendam untuk melakukan pembalasan pelanggaran berbanding dengan konsentrasi untuk tetap bertahan dan meningkatkan teknik permainan.Â
Dalam arti ini, kekompakkan yang menujukkan semangat sportivitas tidak hanya berhenti pada keseragaman fisik dan teknik dalam memainkan bola dalam lapangan. Kekompakkan dalam kerangka sportivitas meliput di dalamnya kemampuan untuk membaca maksud tim lawan, naluri untuk memahami kondisi sesama pemain dalam tim dan kecekatan dalam membaca maksud pelatih.Â
Untuk diketahui bahwa kehadiran pelatih sangat membantu karena para pemain dalam kondisi memanas, jantung dua kali berdebar lebih cepat sehingga seringkali ketangkasan teknis melemah begitu saja. Dalam kondisi memanas seperti ini, kemampuan untuk membaca serangan tim lawan pun dapat lemah. Bahkan perhatian terhadap sesama pemain dalam tim pun lemah. Walaupun demikian, teknik dan berbagai gerakan lainnya tetaplah penting dan utama.Â
Kekuatan dari spirit kekompakkan kalau tetap terjaga, akan memproduksi stabilitas teknik-teknik entah menyerang, bertahan maupun menyerang dengan cara bertahan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H