Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Lebih Dekat Semangat Literasi

13 November 2018   00:21 Diperbarui: 28 Januari 2019   21:39 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan akademik generasi milenial sedang dalam suatu giat yang  besar yakni seruan tentang semangat literasi. ada begitu banyak arti dan komentar tentang literasi. Untuk menghayati dan merayakan literasi pun, ada banyak cara. Ada begitu banyak momen yang dengan lantangnya dinamakan literasi. Apapun itu, dan sejumlah mana banyaknya, bagi  saya, literasi berarti membaca, berdiskusi dan menulis.

Dengan  membaca, semangat literasi mendapat basisnya. Dengan berdiskusi dan  menulis, semangat literasi mendapat aspek publisitasnya. Literasi erat  kaitannya dengan literatur. Literatur berarti buku. Bagi saya, seseorang dapat disebut  pegiat literasi kalau ia selalu membaca, menulis dan berdiskusi untuk  saling berbagi. Tak kalah pentingnya juga keterlibatan untuk turut  memberi andil dalam dunia literasi melalui seminar-seminar ilmiah. 

Dari  antara semuanya, menurut saya yang paling penting dari semangat  literasi adalah menulis. Kita boleh membaca, kita boleh berdiskusi, kita  boleh berseminar tetapi tidak boleh lupa menulis. Sebab membaca selalu  mengandaikan sudah ada karya tulis atau karya literatur terlebih  dahulu. 

Semangat literasi yang hanya berfokus pada   membaca dan berdiskusi, pada sisi tertentu justru lemah aspek  relasional dan aspek publisitas. Untuk menulis, memang  dibutuhkan literatur untuk dibaca dan diskusi untuk saling memperkaya.  Tetapi semangat literasi akan egois kalau hanya dengan membaca dan  berdiskusi sebab generasi yang lain dalam ruang lingkup yang lebih luas  belum terbantu seluruhnya dengan cara kita membaca dan berdiskusi. 

Dengan  ini, maka munculah apa yang dinamakan kebijaksanaan literatif, yang  berfokus pada semangat membaca, berdikusi dan menulis.  Dalam arti ini,  seorang pegiat literasi berarti ia yang rajin membaca, kemudian berbagi  dengan berdiskusi dan menulis entah secara tatap muka maupun melalui  berbagai media massa (media cetak dan media online).  Atas cara ini, dari aspek kuantitas muncul aspek kualitas bahwa  semakin banyak kita berbagi, semakin banyak kita berdiskusi, semakin  banyak kita menulis, kita saling memperkaya.

Hanya orang-orang  yang berdiskusi dan menulislah yang mereka dapat diberi catatan kritis  karena pikiran mereka dicermati dan tulisan mereka dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun