Ibu adalah figur penjaga segala zaman. Ibu adalah ratu kasih yang berkisah tiada hentinya. Ibuku adalah ratu kehidupan yang memerintah dengan rangkulan kasih. Kasihnya mempesona mengharumi langkah-langkahku. Kasihnya mengarungi detik-detik kehidupan. Bagiku ibu adalah perintis harapan.
Terkenang dalam kalbu kisah tentang kelahiranku. Betapa besar namamu wahai ibuku. Meniti langkah terkadang tersendat, senyumanmu menerangi cita-citaku. Mengarungi cakrawala jagad raya, siapa gerangan menantangmu. Rangkulanmu menyembuhkan segala luka dan menenangkan segala kecemasan. Kasihmu mengubah benci. Lembutmu kekuatan tak terkalahkan. Langkahmu adalah letak harapan.Â
Ibu, engkau adalah figur pencerah ibarat embun di pagi hari membasahi bumi sembari rerumputan pun bersorak-sorai karena merasakan percikan-percikan kehidupan. Kesabaranmu meniti ketekunanku. Rindumu menghanguskan aku seperti rusa merindukan air demi melepaskan rasa dahaga. Terkadang tangisanmu adalah doa-doa tanpa kata.Â
Ibu aku ingin dalam rangkulan kasih sayangmu agar dengan itu saya dapat memandang yang lain sebagai sesama.
Ibu, hidup dan karyaku kupersembahkan bagimu demi kemasyhuran rangkulanmu. Ibu aku ingin, engkau panjang umur dalam syair-syair doaku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H