Kemajuan teknologi terkini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data penting yang terkait dengan risiko budaya. Data ini memungkinkan CEO untuk mengatasi masalah sebelum menjadi masalah yang besar.Â
Perusahaan akan lebih baik jika melakukan penilaian risiko awal untuk mengidentifikasi area kritis yang ingin dilindungi perusahaan seperti keselamatan karyawan, privasi data, dan kekayaan intelektual. Setelah itu, maka perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas terkait hal yang harus dilakukan pengendalian dan pemantauan.
Alat dan teknik untuk mengelola budaya risiko telah berkembang pesat dan dapat membantu CEO dalam memahami dan membentuk budaya risiko dengan lebih baik. Alat dan teknik tersebut dapat membantu memprediksi, mencegah, dan menanggapi peristiwa yang berdampak pada budaya.Â
Sebagai contoh ketika perusahaan ingin menentukan risiko strategis, maka akan jauh lebih baik untuk memahami risiko dan potensi dampak yang terjadi serta secara proaktif mengembangkan tindakan pencegahan dan menyiapkan respons yang berguna dengan baik.
Changes brings opportunity. - Nido R. Qubein
Kesimpulan
Dalam hal ini kita dapat mengetahui bahwa pengelolaan budaya risiko yang dilakukan dan diterapkan oleh CEO dengan baik, maka akan dapat mampu membawa perubahan nyata kepada setiap perusahaan dan membawa perusahaan tersebut menuju kesuksesan bahkan pada masa sulit seperti Pandemi COVID-19.Â
Perusahaan yang menerapkan budaya risiko dengan baik, maka akan dapat bertahan dan melanjutkan operasional bisnis mereka selama Pandemi COVID-19 sedangkan perusahaan yang tidak mampu menerapkan budaya risiko dengan baik, maka harus terpaksa ditelan oleh krisis yang terjadi selama Pandemi COVID-19.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI