Mohon tunggu...
Frengky Septiyan
Frengky Septiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUKA

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 20107030005

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Ashabul Kahfi dan Perdebatan Sayyidina Ali dengan Tiga Pendeta Yahudi #1

3 Maret 2021   09:49 Diperbarui: 4 Maret 2021   07:50 8017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.daaruttauhiid.org

Ali berkata "Kemudian Dikyanius ini memiliki menteri-menteri, dan enam penasehat pemuda-pemuda cerdas yang memutuskan setiap permasalahan", Pendeta bertanya "Siapa nama keenam pemuda itu ?", maka Ali menjawab "Tamlikha, Miksalmina, Mikhaslimina, Martelius, Calitius dan Sidalius", kemudian ditanya oleh pendeta "seluas itu istana yang dibangun oleh Dikyanius, bagaimana cara dia mengharumkan istananya ?", maka kata Ali "setiap pagi ada yang membawa parfum didalam ember besar, kemudian ada satu yang membawa seekor burung. Ketika burung ini diberi isyarat maka burung ini menyelupkan kedua sayapnya dan mengibaskannya keseluruh ruangan istana",

Kemudian kata Ali "ketika Dikyanius 30 tahun berkuasa tidak pernah sakit, disitulah dia bertanya kepada para menterinya "kalian apakah pernah melihat aku sakit ?" mereka berkata "tidak pernah raja" karena dia tidak pernah sakit maka dia menganggap dirinya adalah tuhan, dan menyuruh semua mentrinya termasuk rakyatnya untuk menyembah dirinya dan siapa yang menyembahnya akan diberi kemewahan dan kekayaan. Begitu diberi kekayaan maka rakyat rela menyembah Dikyanius. Namun keenam pemuda akhirnya berumpul dirumah Tamlika. 

Tamlika berkata "Dikyanius mengaku dirinya tuhan, tapi jika dirinya tuhan mengapa harus kita yang memutuskan setiap permasalahan?. Menurutku dia bukan tuhan, justru kita harus berfikir langit tanpa tiang bagaimana bisa tegak pasti ada yang menciptakan, hujan turun, bintang bercahaya, Dikyanius saja dia masih merasa takut, dia juga tidur, dia juga lapar, apakah tuhan punya kekurangan seperti itu". Kemudian Tamlika bertanya kepada para sahabatnya "Kalian rela tidak tinggalkan kekayaan, jabatan, fasilitas ini kita lari dari sini, kalau melawan tidak mungkin bisa. Kita lari dari sini untuk mencari tuhannya langit dan bumi ini. Apakah kalian rela untuk miskin barsamaku ?", mereka menjawab "Kami.........

Bersambung,...

Selanjutnya Kisah Ashabul Kahfi dan Perdebatan Sayyidina Ali dengan Tiga Pendeta Yahudi #2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun