Mohon tunggu...
Ini Budi
Ini Budi Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sekelumit Tentang Ubuntu

14 Oktober 2014   10:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ubuntu

Beberapa tahun yang lalu sewaktu saya masih duduk di bangku kuliah, ada seorang teman yang memberikan sebuah kepingan CD. Kiriman dari luar negeri, katanya, dan dia menyarankan saya untuk mencobanya. Akhirnya saya coba membuka CD tersebut di rumah. Kepingan CD saya masukkan ke dalam CDROM, boot, lalu klik sana klik sini. Ternyata software ini mempunyai fungsi dan tampilan sebagaimana sebuah sistem operasi. Hanya ada sedikit perbedaan dengan Windows.

Sampai sekarang saya masih betah menggunakannya untuk semua keperluan di depan komputer. Mengetik dan mencetak surat, mendengarkan musik, menonton film, mengakses internet, sampai mengedit video. Smartphone Android punya saya bisa langsung dikenali dan dipakai berinternet dengan tethering lewat Ubuntu. Konon kabarnya Ubuntu sebagai salah satu jenis sistem operasi linux yang juga masih saudara dekat dengan Android. Printer saya juga bisa diinstal dengan baik. Sebenarnya banyak software yang dibundel dalam satu paket dengan Ubuntu. Ketika Ubuntu selesai diinstal, software seperti Mozilla Firefox untuk berinternet, kemudian software musik, video, email, file manager, pengolah kata, presentasi dan spreadsheet sudah siap pakai. Saya sendiri menambahkan pengedit gambar dan vektor dari Software Center, semacam app store khusus buat Ubuntu. Saya hidup di kota kecil, mencari tempat servis komputer yang bisa menangani Ubuntu sangat jarang, bisa dibilang tidak ada. Setiap ada masalah, selalu saya tangani sendiri. Salah satu tempat bertanya adalah di internet lewat forum-forum online. Saya sendiri juga masih bodoh soal IT. Kalau sudah mentok, tinggal instal ulang saja, beres. Belakangan ini, saya punya kebiasaan buruk. Seringkali saya colok flashdisk sembarangan tanpa membuka antivirus, karena jarang menginstal antivirus di Ubuntu. Mungkin saya kepedean karena biasanya flashdisk yang sudah dipakai di Windows dan tertular virus, ternyata virusnya tidak berdaya di Ubuntu. Jelas saja begitu, 'kan 'alam'nya sudah beda, pikir saya. Tetapi saya tetap menyarankan untuk menginstal antivirus kepada anak-anak tetangga yang suka datang ke rumah buat mengetik dan nge-print tugas sekolahnya.

Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan aplikasi komputer yang lebih dulu memasyarakat. Kerabat saya sempat bingung waktu menggunakan Open Office, yang mana dipakai di kantornya. Meskipun beliau memakai Windows 7, Open Office sempat menjadi aplikasi standar Ubuntu dan bisa diinstal di Windows. Akhirnya beliau menyerah karena tidak mudeng, lalu menyuruh saya ganti balik lagi dengan Microsoft Office. Saya agak sedikit heran karena fungsi dan istilah yang dipakai tidak jauh beda. Karena faktor usia, kata beliau, jadi belajarnya agak susah. Ya sudah, saya 'iya'-in saja. Tetapi, malah anak-anak tetangga usia sekolah tidak mengalami kesulitan waktu belajar Ubuntu. Mungkin karena masih kesempatan pertama memegang komputer, makanya gampang-gampang saja waktu saya arahkan, sampai mereka hapal dan mengerti dengan sendirinya. Barangkali untuk kalangan profesi tertentu, Ubuntu tidak terlalu cocok karena banyak permintaan untuk software tertentu yang belum tersedia. Adobe Photoshop, Coreldraw, maupun game-game anyar harus menambahkan software emulator supaya bisa jalan di Ubuntu. Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan karena sudah ada alternatifnya. Ada beberapa yang bisa dipakai. Hasilnya cukupan kalau buat saya yang lagi latihan begini. Sebenarnya akan lebih mudah apabila ada rekan yang sudah mahir yang bisa dimintai bantuan. Komunitas-komunitas seperti ini kalau bisa diperbanyak karena biar bagaimanapun, lebih enak kalau bisa ketemu sesama pemakai Ubuntu, sekalian silaturahmi, begitu. Syukur-syukur bisa belajar bareng dan saling menolong kalau ada yang kesulitan.

~~~

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun