Sejak kemunculan surat terbuka bagi Jokowi dari putri Amien Rais, maka banyak surat balasan muncul dari simpatisan Jokowi. Tidak hanya surat balasan, namun juga komentar di media seperti kompas yang angka nya sampai beribu - ribu. Dan konon juga facebook Tasniem ikut diserbu dan di bully banyak orang. Sore ini, saya cukup kurang kerjaan, iseng membuka akun dari putri Amien Rais tersebut. Dan memang benar, akun nya diserbu banyak simpatisan Jokowi, meski tidak sedikit pula simpatisan capres satunya yang memberi support.
Jujur saya juga mengakui, sebagian simpatisan Jokowi kasar dalam membully Tasniem. Meski ada sebagian juga yang mengkritisi Tasniem dengan bahasa yang cukup santun. Muncul sedikit rasa kasihan dalam hati saya, terutama ketika saya mencoba membuka postingan - postingan Tasniem sebelumnya. Â Tasniem, seperti juga kita semua, tentunya punya hak untuk mendukung salah satu capres. Tentunya punya hak juga untuk memposting dukungan terhadap capres favoritnya. Yang namanya pendukung, tentunya bisa dimaklumi juga kalau sifat postingannya subyektif. Contohnya, yang bersangkutan merasa tersentuh melihat Pak Prabowo berorasi dalam debat capres. Ini wajar... Tidak layak juga bila kita membully Tasniem untuk dukungannya terhadap Prabowo.
Namun, hal yang membuat orang - orang marah adalah surat terbuka tersebut. Pertama, mengapa surat tersebut di posting di facebook dan bukan di kirim langsung kepada Pak Jokowi. Yang kedua, pertanyaan dalam surat tersebut lemah dan cenderung memojokkan. Yang ketiga, mungkin ini bisa dibilang "kurang beruntung" ya... posisi Tasniem sebagai putri Amien Rais yang memang kontroversial. Seandainya Tasniem ini hanya putri karyawan biasa seperti saya, putri petani, atau putri tukang kayu seperti Jokowi akan lain cerita nya.
Surat terbuka yang ditulis oleh putri seorang tokoh bangsa, tentunya berbeda. Karena banyak pengikut nya ikut menyebar luaskan surat tersebut sebagai bahan kampanye. Apalagi kalau tokoh bangsa tersebut, meski pernah berjasa, tapi sangat menyebalkan tutur kata nya. Maka keadaan jadi tidak jelas lagi, sebagian orang marah pada Tasniem nya atau Bapaknya. Kasus yang hampir sama dialami oleh Debby Irama. Orang sibuk menyerbu akun Debby dan membully habis - habisan yang bersangkutan.
Kembali lagi saya menyarankan, bahwa metode kampanye yang baik adalah promosi program, visi - misi dari capres pilihan. Janganlah terang - terangan menyerang seperti Tasniem ini. Apalagi menggunakan media sosial. Ini lebih mirip cari sensasi untuk menaikkan popularitas capres pilihannya. Akan tetapi, yang dilakukan Tasniem ini adalah hak pribadi Tasniem. Adalah tidak bijak bila simpatisan Jokowi menyerang dengan kasar. Yang paling elegan adalah dengan membalas surat tersebut dengan surat jawaban seperti yang sudah dilakukan rekan - rekan di Kompasiana ini. Stop membully sesama warga negara yang punya hak untuk memilih capres idamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H