Mohon tunggu...
Freyja571
Freyja571 Mohon Tunggu... Arsitek, Dosen, Peneliti, Urbanist -

Mahasiswa Phd dalam bidang Architecture & Urbanism, praktisi arsitektur / Urban

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Corak Kepemimpinan Kedua Capres - Interpretasi Cameo Fun Campaign

2 Juli 2014   14:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:51 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, youtube.com

[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="Ilustrasi, youtube.com"][/caption] Kampanye saling serang, kampanye hitam, kampanye negatif maupun kampanye putih, yaitu promosi program marak dalam pilpres kali ini. Namun demikian, ada pula yang berkampanye dengan cara kreatif. Baik melalui komik, game, gambar maupun youtube. Salah satu dari kampanye kreatif dilakukan oleh Cameo Project yang membuat video "Fun Campaign". Pihak Cameo Project, nampaknya cukup netral. Mereka membuat video kampanye untuk kedua capres. Saya mencoba menginterpretasikannya. Tentunya ini tidak persis sama dengan visi - misi program resmi dari kedua capres. Namun demikian, apa yang ditampilkan Cameo Project ini cukup menarik.Berikut ini link dari kedua kampanye : (Jokowi JK) dan (Prabowo - Hatta) silahkan disimak.... Dalam video untuk Prabowo - Hatta ada 5 topik / cerita lucu, sedangkan dalam video untuk Jokowi JK, hanya ada 4 macam cerita. Uniknya dari kedua video tersebut ada 2 cerita yang sama, namun cara penyelesaian dari kedua Capres berbeda. Dari sinilah bisa diinterpretasikan corak kepemipinan / hal yang ditawarkan oleh kedua capres. Untuk Capres Prabowo, point - point nya secara garis besar adalah: Suap akan ditindak tegas, Negara akan melindungi rakyat, Pemerintah akan membela yang pantas dibela, Kekayaan SDA hanya untuk kemakmuran rakyat, Untuk mengubah mental maka dibutuhkan kedisiplinan dan ketegasan. Ciri dari Pemerintahan Prabowo menurut Cameo Project ini adalah pemerintahan yang tegas menegakkan hukum. Hampir semua adegan dalam video ini menampilkan penggunaan senjata. Untuk Capres Jokowi, ada 4 point yang disampaikan, yaitu : Kesehatan merupakan hak seluruh rakyat, Pelayanan publik akan ditingkatkan, karena pelayanan publik yang baik adalah ciri negara maju, keberagaman adalah kekuatan, serta Perubahan mental yang dimulai dari diri sendiri. Kisah yang sama dari kedua video adalah mengenai keberagaman dan perlindungan negara serta mengenai perubahan mental. Dalam kisah keberagaman, digambarkan ada 4 pemuda berbeda suku, yaitu Batak, Ambon, Tionghoa dan Manado berkumpul. Namun tiba - tiba didatangi preman berdaster yang mengancam - ngancam. Untuk video Prabowo, digambarkan bahwa kedua preman tadi diusir oleh aparat negara di bawah todongan senjata. Tentunya ini sekaligus menepis anggapan bahwa di bawah capres no 1, maka preman berdaster pelaku anarkis akan dilindungi. Sedangkan dalam video tentang Jokowi digambarkan bahwa 4 pemuda tadi mengusir sendiri para preman berdaster tadi, karena keberagaman adalah kekuatan. Selanjutnya dalam kisah perubahan mental digambarkan ada Bapak dan anak membuang sampah sembarangan. Untuk video Prabowo digambarkan, tiba - tiba mereka diberondong peluru. Sehingga mereka ketakutan dan membuang sampah mereka ke tempat yang seharusnya. Sebaliknya, dalam video tentang Jokowi, digambarkan ada pemuda yang kebetulan lewat, melihat sampah berceceran kemudian dipunguti olehnya dan dimasukkan ke tempat sampah. Karena perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Secara umum, dapat di interpretasikan dari kedua video bahwa pemerintahan Prabowo akan memperkuat peran pemerintah dalam menegakkan hukum, termasuk dalam menjaga ketertiban masyarakat dan memaksa mereka mentaati hukum. Sebaliknya untuk Jokowi dapat dikatakan corak Pemerintahan Jokowi akan lebih menekankan pada ajakan pada rakyat untuk berubah, titik berat pada inisiatif masyarakat, sedangkan Pemerintah akan bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya akses pada fasilitas kesehatan dan peningkatan efisiensi serta mutu pelayanan publik. Dapat dikatakan kedua - dua nya bagus. Rakyat Indonesia bisa memilih sesuai selera nya. Ingin dipimpin dengan ketegasan yang menimbulkan rasa takut atau ingin dipimpin dengan keteladanan. Bagi penggemar ketegasan, mungkin dapat berargumen, bahwa rakyat Indonesia memang butuh dibuat takut, karena kadang memang tidak bisa diatur. Sebaliknya, penggemar gaya Jokowi dapat berargumen bahwa apa yang hendak dibangun Jokowi adalah karakter negara maju. Contoh, menegakkan peraturan berdasarkan kesadaran diri dan bukan karena takut hukuman adalah apa yang sudah dipraktekkan di negara - negara maju. Pelayanan publik yang baik dan efisien adalah juga ciri negara maju. Saya pribadi lebih memilih yang tujuannya adalah membangun manusia Indonesia yang memiliki kesadaran diri untuk bertindak benar dan mentaati hukum. Karena hal ini akan menimbulkan dampak jangka panjang. Daripada dipimpin untuk takut pada pemerintah. Dipimpin dengan ketakutan hanya akan membuat manusia Indonesia menjadi minder dan tidak percaya diri. Tapi kembali lagi, semua terpulang pada selera masing - masing dalam memilih pemimpinnya. Itu hak setiap warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun