Mohon tunggu...
Siska Novianti
Siska Novianti Mohon Tunggu... -

Lahir di jawa barat, kuliah di jogjakarta,tinggal menetap di bali.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ningsih...

23 September 2015   12:33 Diperbarui: 23 September 2015   12:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sementara itu, satu bulan setelah menghilangnya Ningsih dari kampunya, di gugusan pulau diujung pulau jawa arah timur, disebuah pulau seribu pura, disebuah kawasan wisata turis,disuatu malam, terlihat segerombolan orang sedang berkerumun. Ada seorang perempuan berpakaian mini sedang menangis meraung-raung sambil mendekap sesosok tubuh perempuan yang diam tak bergerak dan bersimbah darah.

Tina dan Ningsih. Ya...Tina menangis meraung-raung sambil mendekap tubuh Ningsih yang sudah tidak bernyawa. Ningsih menjadi korban dari perkelahian di sebuah bar di sebuah pub malam di dekat pantai. Waktu itu Ningsih yang bekerja sebagai hostes di bar tersebut, melayani tamu asing di pub kepunyaan kenalan Tina sewaktu bekerja di Hotel di kampung sebelah. Setelah Ningsih meninggalkan orderan pertama dari tamu nya, Ningsih pergi ke counter untuk mengambil pesanan yang lainnya yang baru selesai, disaat itu, ada salah satu tamunya yang iseng menepok pantat Ningsih, Ningsih yang kaget dan kesal refleks melempar tray kayu yang dipegangnya dan mengenai kepala tamu tersebut, si tamu marah dan tidak terima dengan perlakuan Ningsih dan menendang Ningsih hingga terhuyung ke arah counter. Ada beberapa tamu yang kasihan dan membela Ningsih, hingga perkelahian antara yang membela Ningsih dan sang tamu yang dipukul Ningsih berlangsung. Disaat itulah sang tamu yang marah sama Ningsih memecahkan botol minuman dan bermaksud menusukkan pada si pembela Ningsih namun meleset, si pembela menghindar dan pecahan botol menancap di perut Ningsih yang berada dibelakang si pembelanya.Melihat kejadian tersebut, si penusuk langsung pergi kabur dari pub tersebut tanpa ada yang berhasil mencegahnya. Sedangkan Ningsih langsung limbung dan terkapar dengan tangan memegangi perutnya. Para pengunjung dan pegawai langsung berteriak histeris dan Tina yang waktu itu sedang keluar bergegas datang setelah dihubungi oleh salahsatu pegawai disitu. Tina langsung histeris melihat Ningsih sudah terkapar dan bersimbah darah. Agak lama baru Tina membawa Ningsih ke rumah sakit dan Ningsih tidak bisa terselamatkan. Dengan gontai Tina keluar dari rumah sakit dan menghubungi Boss nya dan memberitahukan keadaan Ningsih sembari minta ijin untuk memulangkan jenazah Ningsih ke orangtuanya.

Keadaan pagi hari itu di kampung Ningsih geger dengan sebuah teriakan histeris dari rumah di pinggir desa. Orang-orang berdatangan mencari tahu apa yang terjadi. Emak Ningsih tergeletak pingsan dihadapan peti jenazah di sebuah mobil ambulans di helaman rumahnya, sedangkan Abahnya hanya terduduk lemas seakan tak bertulang, ade nya menangis sesenggukan sembari merapat disebelah Emak nya. Seorang perempuan terlihat diam dan menunduk sambil manahan air matanya. Tina mengantarkan jenazah Ningsih ke kempungnya, perjalanan 1hari diperjalanan menambah kekusutan Tina selama menempuh perjalanan. Para tetangga yang datang mulai mengerjakan hal-hal yang sepatutnya dilakukan di keluarga yang tertimpa musibah.

Sore itu juga Ningsih telah kembali ke kampung nya, setelah hampir 2 bulan menghilang tanpa kabar.

Ningsih kembali ke pangkuan Emak dan Abah.

Ningsih telah menuntaskan rasa kepenasarannya untuk merantau.

Ningsh pulang berkalang tanah.

Tidurlah Ningsih, tempatmu di sini, disamping Emak dan Abah.

 

#suwung, 23-9-15/1340

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun