Mohon tunggu...
Siska Novianti
Siska Novianti Mohon Tunggu... -

Lahir di jawa barat, kuliah di jogjakarta,tinggal menetap di bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Scarlet

6 Oktober 2014   15:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SCARLET

Pagi yang cerah di hari minggu. Terdengar gelak canda di sebuah rumah mungil di sebuah komplek perumahan yang cukup elite di daerah pusat kota. Di rumah itu tinggal sepasang suami istri yang baru pindah bulan lalu. Mereka adalah Adam dan Sita. Mereka menikah sekitar 6bulan . Adam seorang pengusaha muda sukses yang bergerak di bisnis property di ibukota. Baru berusia 27tahun tapi sudah berhasil membangun bisnisnya sampai ke luar negeri. Sedangkan Sita, seorang pegawai di perusahaan swasta asing yang bergerak dibidang Property juga sebagai Manager Pemasaran yang cukup sukses. Mereka bertemu dalam suatu mega proyek yang di kerjakan perusahaan Adam. Dari sanalah mereka berkenalan dan menikah.

Minggu itu mereka berencana untuk pergi keluar kota dalam rangka liburan,kebetulan Sita dapat cuti 1minggu dari kantornya, jadi mereka berencana untuk liburan keluar kota. Setelah semua perlengkapan beres, mereka berangkat ke Bandarauntuk menuju kota tujuan liburan mereka. Sepanjang perjalanan itu mereka terlihat sangat bahagia, canda tawa selalu terdengar dari mobil mereka. Begitu memasuki jalur tol, mobil yang mereka kendarai tahu2 di tabrak cukup keras dari belakang oleh sebuah truk barang bermuatan kayu. Karena kondisi jalan yang agak licin sehabis hujan semalam, Adam tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya dan akhirnya tergelincir dan terbalik. Kondisi truck yang menabrak tidak rusak parah,cuma terguling dan tertahan pembatas jalan. Untungnya tidak ada korsleting kelistrikan, sehingga tidak terjadi kebakaran. Namun kondisi mobil yang rusak parah,menyebabkan penumpangnya sulit di evakuasi. Hampir 1jam kemudian Adam dan Sita bisa dievakuasi petugas. Mereka segera dilarikan k Rumah Sakit terdekat untuk diberi pertolongan. Namun Tuhan berkehendak lain, nyawa Sita tidak tertolong, karena kondisinya terjepit body mobil yang melesak kedalam,dan terjepit, sedangkan Adam masih bisa diselamatkan,meskipun perlu pemulihan yang lama. Pihak keluarga Sita dan Adam sudah diberitahu Polisi, dan mereka hanya bisa menangisi kepergian Sita. Berkali-kali Adam jatuh pingsan mendengar kematian Sita,istri yang sangat dicintainya yang baru dinikahinya 6bulan lalu.

Setelah pemakaman Sita diurus, Adam tidak mau diajak bicara,hanya diam dan hanya memanggil nama Sita terus menerus. Tidak ada seorangpun yang bisa mengajak dia bicara. Keadaan itu berlangsung hampir sekitar 2bulan. Hingga akhirnya suatu hari dia bicara sama Ibunya, bahwa dia ingin sembuh dan melupakan kesedihannya. Semua orang gembira, dan berusaha membantu Adam melupakan kesedihannya. Tidak sampai 6bulan Adam sudah sembuh total dan bisa beraktifitas seperti biasa kembali.

Hujan terus membasahi Bumi,seakan ingin memuaskan dahaganya Bumi. Dan Bumi hanya diam merasakan air yang mengguyur kepalanya. Seakan membiarkan semua kepenatannya luruh bersama air hujan. Orang-orang hanya menatap heran melihat tingkah laku Bumi. Duduk diam di bawah lampu jalan di sebelah sebuah Bar yang cukup ramai pengunjung tanpa pelindung kepala. Orang hanyamenganggap dia gila dan membiarkannya. Sementara itu di dalam kepala Bumi, masih jelas tergambar kejadian tadi siang saat dirinya pulang ke rumah untuk mengambil berkas kantornya yang ketinggalan. Dia merasa aneh karena pintu depan dalam keadaan tidak terkunci. Padahal biasanya Elang selalu mengunci pintu saat dia berangkat bekerja. Perlahan Bumi membuka pintu, dan telinganya menangkap bunyi ganjil dari arah kamar tidur utama. Dengan penasaran, dia berjingkat menuju sumber suara. Dan seakan pipinya di tonjok dengan keras, dia menyaksikan Elang sedang bergumul dengan seorang wanita di kamarnya. Tanpa dapat di sadari, Bumi menghardik mereka yang tidak menyadari kehadirannya. Dengan terbata mereka menyambar apa aja yang ada didekatnya, terburu-buru meninggalkan arena ‘permainan’ mereka. Si perempuan yang tidak Bumi ketahui namanya segera menyambar bajunya yang kebetulan teronggok sempurna di bawah kasur, sedangkan Elang hanya mampu menyambar selimut untuk menutupi tubuhnya. Dengan menahan amarah yang siap meledak Bumi segera mengusir Elang dari rumahnya, tanpa mau mendengar alas an apapun darinya. Bumi segera menelepon kantornya untuk meminta cuti beberapa hari, setelah sebelumnya menjelaskan duduk persoalannya kepada atasannya,untung atasannya mengerti, karena Bumi merupakan pegawai teladan dan tidak pernah bermasalah.

Dalam waktu 1jam, semua barang-barang Elang sudah bersih dari rumah Bumi, dan Bumi diam seribu bahasa sambil mengawasi Elang membereskan barang-barangnya, walau dalam masa itu, Elang mencoba memberi penjelasan padanya. Namun Bumi hanya diam,dan menyurutkan niat Elang untuk mendekati Bumi lagi. Setelah kepergian Elang, Bumi hanya diam dan menangis tertahan. Ternyata dia salah menerima laki-laki itu untuk tinggal bersamanya. Mereka sudah tinggal bersama hampir 1tahun dan berniat untuk menikah pertengahan tahun depan. Tapi kenyataan berkata lain, dan Bumi harus menerimanya walau dengan sakit.

Setelah puas menangis dirumahnya dan membersihkan sisa-sisa ‘jejak’ Elang dari rumahnya, Bumi melangkah keluar tanpa tujuan. Mendung menggelayut langit senja saat Bumi melangkah keluar dari rumah, entah mau kemana,hanya mengikuti langkah kakinya. Malam mulai turun saat hujan satu persatu turunke bumi, dan Bumi sangat menyukai hujan. Disaat orang berlari berteduh,Bumi terus melanjutkan langkah sambil membiarkan hujan menyentuhnya. Hingga sampailah dia ke daerah kota yangbanyak menyediakan hiburan malam. Dan dia berakhir di pojok di bawah lampu jalan di sebelah sebuah Bar yang cukup ramai.

Menjelang tengah malam, hujan mulai reda, namun masih menyisakan rintiknya ke bumi. Seseorang terlihat keluar dari Bar dan melihat sesosok tubuh d bawah lampu jalan sambil lumayan basah kuyup. Perlahan dia menghampiri dan duduk disamping sosok tersebut yang tiada lain adalah Bumi.

‘ Hidup itu kadang emang ga adil lhooo….tapi, dengan ketidakadilan itulah kita bisa mensyukuri hidup kita’ ..

‘ Siapa lu?’ Bumi menoleh dan menghardik pada orang yang tahu-tahu duduk disampingnya.

‘ Gue Adam, lu siapa?’ sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman, laki-laki yang mengaku bernama Adam itu memperkenalkan diri pada Bumi.

Dengan ragu dan waspada, Bumi menerima uluran tangan Adam, ‘ Bumi, nama gue Bumi’.

‘hahahhahaa..nama yang lucu dan unik,sorry,bukan gue mau ngejek,tapi nama lu unik, baru kali ini gue nemu orang yang namanya Bumi…’

‘terserah lu….’ Bumi hanya mendengus, tidak berminat untuk menimpalinya.

‘Rokok?’ Adam menawarkan sebungkus rokok pada Bumi, Bumi hanya menoleh sedikit dan mengambil 1batang,karena dia lupa membawa tasnya tadi.

Mereka merokok dalam diam sampai muncul tukang kopi keliling di belakang mereka,dan Adam memanggilnya dan memesan dua gelas untuk dia dan Bumi. Adam menaruh gelas plastic berisi kopi yang masih mengepulkan uap panas di samping Bumi, sementara hujan sudah berhenti turun, menyisakan dingin dan aroma tanah basah. Hampir selama 2jam mereka duduk bersebelahan di aspal di bawah lampu jalan tanpa bersuara. Rokok dan kopi yang hanya menemani dan menunjukkan mereka manusia waras seperti lainnya.

‘hey..makasih ya dah nemenin dan beliin kopi…’ sambil tersenyum Bumi menoleh kearah Adam.

‘sama-sama…lagian juga gue pernah ngalamin kayak gini, cuma duduk diem dibawah hujan sampe gue bosen..’ Adam berkata sambil menatap langit yang mulai terang.

‘sotoy lu….’ Kata Bumi sambil menonjok lengan Adam yang disambut dengan gelak tawa dari Adam.

‘balik yu…dah m pagi, ga bagus buat badan,lagian lu hujan-hujanan semaleman,tar kalo lu pingsan, gue repot tar, ga bisa nganterin lu, pan gue ga tau alamat lu ‘ sambil nyengir lucu Adam bangkit dan mulai membersihkan celananya dari kotoran.

Bumi bangkit dan berdiri namun langsung limbung dah hampir terjatuh kalau Adam tidak segera menangkap tubuhnya. Bumi pingsan dalam pelukan Adam karena semalaman mandi hujan. Dengan bingung Adam memanggil taksi dan membawanya ke sebuah Hotel di daerah kota.

Keesokan harinya Bumi terbangun dengan perasaan bingung, karena dia terbangun di tempat asing. Dia langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan melihat bajunya sudah diganti dengan kimono mandi Hotel. Dengan panic dia melihat kesekeliling ruangan dan menyadari apa yang telah terjadi semalam. Geram dan kesal bercampur jadi 1, dia bangkit dan mencari-cari pakaian dan dompetnya, yang dia temukan di meja TV. Dia menemukan secarik kertas bertuliskan permintaan maaf. “sorry,gue ganti baju lu semalem dan gue pakein lu kimono, karena baju lu basah semua, tapi jangan khawatir, gue ga apa-apain lu kok, o ya, ini alamat kantor dan rumah gue dan nomor telp gue, kalo lu ngerasa rugi ato ada hal yang pengen lu gugat ke gue, lu bisa hubungin gue ke nomor tadi yaaa….cheers. Adam“.

Sejenak Bumi terdiam, karena semuanya terasa membuat dirinya jadi bingung dan kesal. Akhirnya dia menelpon ke receptionist untuk menanyakan pembayaran kamarnya yang ternyata sudah dibayar lunas sama Adam. Setelah berganti pakaian dengan pakaiannya yang sudah kering, Bumi meninggalkan Hotel tersebut dan pulang ke rumahnya dengan taksi. Sampai di rumah Bumi langsung menelpon Adam, yang langsung disambut tawa gembira Adam. Akhirnya mereka janjian lagi untuk makan malam atas desakan Bumi, karena Adam sudah menolongnya semalam. Pertemuan dengan Adam membawa angin segar untuk Bumi. Sejak pertemuan itu mereka intens bertemu dan merasa cocok satu sama lain. Tapi anehnya sampai mereka kenal selama hampir 3bulan,belum pernah sekali pun Bumi diajak ke rumahnya Adam, selalu ada saja alasannya, sampai akhirnya Adam mengajak Bumi ke rumahnya. Dengan tersenyum senang Bumi menuruti permintaan Adam. Adam menjemput Bumi keesokan paginya. Rumahnya terletak di daerah pinggiran kota, masih rindang dan asri,dan Bumi sangat senang disana. Mereka makan siang dengan lahap dengan hasil masakan Adam yang lumayan enak. Setelah semuanya beres, Bumi membantu Adam membereskan semuanya, tiba-tiba telephone nya berbunyi dan dengan muka serius Adam mendengarkan dengan cermat perkataan orang itu. Setelah menutup telephone Adam berkata pada Bumi ,

‘Bumi, gue pergi dulu sebentar ya, temen gw rese nehh,minta dianterin ke bidan di bawah, bentar gue balik kok,kebetulan suaminya lagi keluar kota,dan dia nitipin istrinya ke gue…sorry d tinggal bentar g apa yaaa…’

‘iyaaaa..ga apa, gue tunggu disini, gue betah kok disini, smbil gw kelarin cuci piring, trus tar gw m renang, boleh kan?’

‘ya boleh laahh..anggap j rumah sendiri yaaa…gue jalan dulu….’

Setelah Adam pergi, Bumi membereskan bekas mereka makan dan mulai berjalan ke halaman belakang untuk berenang, waktu dia mengitari kolam renang, terlihat di sudut taman ada sebuah bangunan atau gudang yang pintunya aga terbuka. Perlahan karena penasaran Bumi mendekati gudang tersebut. Keadaan gudang itu temaram,karena banyak pohon didepan gudangnya, dan cahaya yang masuk sangat sedikit.

Perlahan Bumi melangkah masuk sambil melihat keadaan sekeliling, dan menemukan sebuah tangga menuju ke bawah. Dia mencari-cari saklar lampu untuk menerangi ruangan bawah, dan menemukannya di anak tangga teratas menuju ke bawah. Setelah lampu dibawah menyala, Bumi mulai menuruni anak tangga secara perlahan, bau apek dan aneh segera menyergap indera penciumannya, sambil menutup hidungnya, dia menyaksikan pemandangan horror di depan matanya. Sesosok tubuh perempuan yang tidak utuh tertidur diatas ranjang besi, dengan bagian perut yang terbuka dan menampakkan sebagian isi perutnya yang terburai, kulit tangan yang menempel dengan sekedarnya di atas permukaan daging yang mulai berubah warna jadi biru, betis yang disambung secara asal-asal an dengan sebuah pin, rambut yang seakan wig yang menempel di atas kepala dengan posisi yang aneh, dan rongga mata yang kosong melompong seakan sebuah jurang tanpa dasar. Sambil menahan mual yang hebat karena bau, Bumi melangkah mendekati sebuah lemari yang terletak disudut ruangan yang setengah tertutup, Bumi membuka lemarinya dan menemukan sebuah buku harian, di beberapa halaman terakhirnya menceritakan bagaimana Adam menemukan mata Sita-nya kembali dalam diri seorang Bumi. Dan Adam bermaksud menanamkan bola mata Bumi kepada Sita-nya. Bumi terhenyak membaca semua isi dari buku harian tersebut. Dan di bawah buku harian itu terdapat photo-photo horror beberapa perempuan yang sudah dimutilasi beberapa organ tubuhnya.

Bumi sadar, dia bertemu dengan seorang psikopat. Dan hidupnya akan segera berakhir kalau dia tidak segera pergi dari tempat tersebut. Bumi bergegas manaiki tangga ke atas dan mematikan lampunya, tapi begitu dia melihat kea rah pintu keluar, disana berdiri Adam sambil tersenyum pada Bumi. Bumi mundur perlahan ke belakang sambil panic.

‘Bumi…lu habis ngapain disana?gue cari-cari lu kemana-mana, ternyata lu ada disini….katanya lu mau renang, ayoo dah, gue juga gerah nehh…’

‘eemmmmhhh..ga deh Dam, kayaknya gue m pulang aja deh,g enak badan neh…’

‘lhooo..kok gitu sih?katanya malah m nginep disini..’

‘ ga deh kayaknya, besok ja ya gue nginepnya, barusan mami gue nelp, katanya m datang tar malem..’

Adam bengong lalu tersenyum ke arah Bumi sambil merentangkan keduabelah tangannya kearah Bumi.

‘ Bumi…kayaknya lu dah liat masterpiece gue ya d lantai bawah, menurut lu gimana?’

‘masterpiece? maksud lu, mayat yang berantakan dibawah itu?gila lu yaa!!!’

‘hey!!!jangan sekali lagi lu bilang itu mayat berantakan!!gue bunuh lu!!lu ga tau itu siapa??itu Sita!!istri gue!belahan jiwa gue!beraninya lu kurang ajar sama Sita!!!’

Adam menerjang Bumi dengan garang dan membabi buta,Bumi sempat menghindar sambil berteriak dan menendang Adam dari samping. Namun Adam berhasil menarik kaki Bumi dan menghempaskannya ke lantai gudang. Bumi menjerit dan berteriak minta tolong, tapi percuma, tidak ada orang yang bisa mendengar, karena letak rumah tersebut yang jauh dari rumah yang lainnya. Adam manduduki badan Bumi dan siap mencekik leher Bumi, namun Bumi berusaha menendang punggung Adam dari belakang, hingga Adam terjerembab ke depan.

Tiba-tiba Adam diam mematung memandang Bumi, dan Bumi tidak bisa segera bangun karena kakinya memar akibat ditarik Adam. Adam tertawa dengan keras dan tubuhnya melayang dari tanah mengitari Bumi, dan Bumi hanya bisa berteriak ketakutan. Muka Adam berubah menjadi seperti kelelawar dan berbau amis. Namun badannya masih manusia, Bumi hanya bisa menutup matanya saat Adam menukik ke arahnya, namun secara tiba-tiba Adam menjerit dengan keras dan mental ke belakang saat tangannya menyentuh dada Bumi. Bumi kaget dan ketakutan saat melihat badan Adam seperti hangus di bakar dan berubah jadi abu lalu hilang ditiup angin, dan dari arah lantai bawah muncul beberapa sosok tembus pandang yang Bumi yakini sebagai para korban Adam dan mereka tersenyum pada Bumi dan menghilang. Bumi merasa bagian dadanya panas dan segera memeriksanya, ternyata tempat dimana kalung salibnya berada merah kehitaman seperti bekas terbakar, mungkin gara-gara kalung itulah Adam terpental dan terbakar. Puji Tuhan Bumi panjatkan karena selamat dari kematian.

Setelah keadaan tenang, Bumi segera meninggalkan gudang dan menuju ke rumah Adam. Bumi segera menelephone Polisi setempat dan melaporkan kejadian tersebut, dan menjelang sore Polisi datang dan langsung memeriksa keadaan di gudang belakang. Sementara Bumi menceritakan ulang apa yang telah terjadi pada Komandan Polisi.

Setelah semuanya selesai, pihak keluarga Adam sudah diberitahu dan sangat kaget mendengar berita tersebut, karena selama ini mereka tahunya Adam baik-baik saja dan tidak menunjukkan gelaja aneh sama sekali. Police line segera dipasang di sekeliling rumah tersebut, dan Bumi diminta datang ke kantor Polisi untuk membuat laporan.

Satu bulan setelah kematian Adam dan kasusnya ditangani Polisi, Bumi segera pindah kota dan mengundurkan diri dari kantornya. Bumi menyepi ke kampung halaman orangtuanya di sebuah kota pesisir,entah untuk sampai berapa lama.

Sore menjelang malam, hujan turun membasahi bumi, sesosok tubuh berjalan perlahan menembus hujan dan membiarkan hujan meluruhkan isi fikirannya, dan sesosok bayangan mengikutinya dari belakang.

Denpasar, oct 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun