Dengan tolak ukur apakah manusia akan menaklukan permasalahan yang ada di dalam dirinya? Permasalahan yang timbul di dalam perjalanan kita meraih cita-cita dalah sebuah personifikasi dari pemikiran manusia itu sendiri. Tuhan tidak akan memberikan hambaNya masalah diluar kemampuan hambaNya.Â
Solusi dari permasalahan yang menimpa diri kita, adalah refleksi dari diri kita masing-masing. Pada sebuah peristiwa ada seorang dari diri kita yang melihat diri kita sendiri. Cerminan diri kita tersebut seolah menjadi pengingat akan perjuangan untuk meraih cita-cita.Â
Semakin besar permasalahan yang didapat, maka semakin kuat orang tersebut untuk menyelesaikan permasalahannya. Ukuran permasalahan setiap adalah hal yang tidak bisa diukur, relatif, absurd dan bahkan gamblang.Â
Tanpa mengabaikan presisi dan akurasi, setiap orang pasti mempunyai solusi atas permasalahan yang dihadapi. Itu karena ada bagian dari diri orang tersebut di dalam permasalahan yang dihadapinya.Â
Suatu ketika, Tokoh Mitologi Yunani yang bernama Narcissus. Konon diceritakan bahwa Narcisuss memiliki wajah yang sangat tampan. Pemuda tampan tersebut lalu mengunjungi sebuah sungai.Â
Pada suatu ketika Dewi Ekho yang juga sedang mengunjungi sungai tersebut, jatuh cinta kepada Narcissos. Akan tetapi, Narcisoss menolak cinta Ekho dan Ekho yang mengalami kesedihan dan gundah gulana yang sangat dalam lalu berdoa kepada dewi Nemesis.Â
Sang Dewi lalu mengutuk Narcisuss agar jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Narcisoss melihat pantulan dirinya sendiri pada air sungai. Pemuda tersebut tidak ingin beranjak dari tepi sungai dengan melihat bayangannya.Â
Sampai pada akhirnya Narcisoss jatuh ke sungai tersebut. Sejak itulah orang yang mengagumi dirinya sendiri dinamakan Narsis. Penulis tidak akan menyambungkan tragedi Yunani tersebut dengan permasalahan yang ada di dalam diri Kita. Akan tetapi, Pesona Narcisuss akan selalu ada dalam diri kita untuk meraih cita-cita.Â
Apa yang kita tuju seolah menjadi sebuah romantisme ketampanan dalam diri kita sendiri. Pemikiran akan bayang bayang kesuksesan selalu terbayang dalam buaian tak tertulis. Secara tak langsung cita-cita adalah bentuk kenarsisan diri kita.Â
Hal tersebut bukanlah hal yang salah. Penulis akan mengakatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang sangat manusiawi. Akan tetapi, dalam menghadapi permasalahan dalam diri kita, yang harus kita ingat adalah ada diri kita pada setiap peristiwa.Â
Dengan berdoa dan kesabaran serta rendah hati, Pasti kita akan dapat mengatasi permasalahan tersebut agar tidak terjebur dengan ego sendiri seperti Narcissus.