Mohon tunggu...
Ottis S
Ottis S Mohon Tunggu... -

Bahwa Kemerdekaan Itu Adalah hak Segala Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi dan Papua Barat

16 Mei 2015   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah kunjungan JKW ke Papua, beberapa aktivis yang menghubungi saya merasa heran mengapa hanya 5 (lima) orang Tapol atau tahanan politik yang dibebaskan. Menagapa tidak semua ? Tentu saja secara psikologis akan berbeda apabila semua dibebaskan. Tetapi menurut Bennt Wenda, sobat dan pimpinan kami yang berdomisili di Inggris, Perjuangan Pembebasan Bangsa Papua tidak akan pernah berhenti, meski semua Tapol dibebaskan semua bangsa telah mengetahuinya banhwa Papua Barat sudah terlalu menderita sejak lama.

Bila kita flash back tahun 1962-1963, saat Jokowi baru lahir tentu ia nya tidak mengetahui jajak pendapat Papua ketika itu penuh tipu daya. Setelah bergabung dengan RI hingga tahun 2015, ratusan ribu jiwa dengan ceceran darah telah tumpah di Tanah Papua. Diplomasi terakhir JKW ke Papua dengan membawa puluhan trilyun sangat baik bagi pembangunan, tetapi seperti sana sebelumnya banyak dana Otsus dsb di"makan" pejabat-pejabat Papua, rakyat tak tersentuh. Rakyat masih berpakaian primitif dengan koteka belumlah dimanusiakan. Papua barat tetap terpinggirkan.

Reaksi PNG

Kabar terakhir yang diterima teman-teman di Inggris terhadap reaksi petinggi PNG atas diplomasi LN JKW adalah : Diabaikan secara penuh (untrust diplomacy). Petinggi PNG tetap pad komitmen penuh guna mendukung perjuangan bangsa Papua Barat sampai benar-benar merdeka dari Indonesia, karena kemerdekaan hak segala bangsa sebagaimana dijamin Konstitusi Bangsa Indonesia snediri.

Kini kelima tapol yang dibebaskan JKW tetap akan mendukung kemerdekaan bangsa Papua Barat. Sedih karena dipenjara, tetapi karena sudah dibebaskani maka mereka akan tetap menjadi moter kemerdekaan bangsa Papua Barat. Kini, dan seterusnya kami minta agar tetap dapat berdiri bebas di tanah kami, bebas dari segala intimidasi ancaman gangguan dari polisi dan tentara jahat yang menganiaya dan membunuh ratusan ribu sodara-sodara kami di tanah air kami.

Tulisan ini kami dedikasikan untuk : Theys Hilo Eluay mantan ketua PDP, yang dibunuh Kopassus di Muara Tami 14 tahun yang lalu. Ia tokoh integrasi tetapi dihianati bangsanya sendiri dan dibunuh tentara pada akhirnya, sungguh tragis dan kejam tentara Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun