Setiap anak lahir dengan keunikan dan kemampuan masing-masing, mereka merupakan berkah bagi orang tuanya. Mayoritas anak tumbuh dan berkembang melewati tahapan yang hampir sama. Namun, ternyata di luar sana banyak anak yang berbeda dan unik dibandingkan yang lain, yang kita kenal dengan ABK (anak berkebutuhan khusus). Anak berkebutuhan khusus umumnya dikenal dengan mereka yang memilik keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Namun, anak yang menghadapi tantangan sosial budaya, anak-anak korban perang, serta anak yang lahir dengan tingkat ekonomi rendah menyebabkan kurangnya stimulasi sehingga memiliki performa yang setara anak berkebutuhan khusus juga termasuk kedalamnya. ABK termasuk dalam anak-anak yang belum bisa mengikuti regulasi sekolah formal dengan satu model Pendidikan. karena kondisi tersebut menjadikan mereka sebagai anak-anak unik dengan fasilitas khusus. mereka memerlukan tempat dimana mereka belajar berdasarkan kebutuhannya sehingga, nantinya mampu menjalani kehidupan dengan mandiri. Bagaimana manusia dapat menjalani kehidupannya jika ia tidak memiliki pengetahuan dalam bertahan hidup. Seperti makan yang memerlukan menu dan segala bahan kebutuhannya sampai proses menjadi makanan. Minum yang memerlukan air dan gelas sebagai wadahnya. Hal sederhana tersebut penting untuk dilakukan karena termasuk kebutuhan pokok manusia yang dilakukan sehari- hari.
Yayasan Matahari Banyuwangi merupakan salah satu lembaga psikologi anak yang menaungi anak berkebutuhan khusus di Banyuwangi. Yayasan Matahari Banyuwangi menyediakan empat layanan untuk anak didik mereka yaitu: 1. PKBM Matahari Banyuwangi, 2. Homeschooling Bianglala Banyuwangi, 3. Pelangi Training Center, dan 4. Grahita Indonesia. Salah satu layanan yang menarik perhatian adalah Homeschooling Bianglala Banyuwangi. Homeschooling Bianglala Banyuwangi termasuk alternatif pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang memberikan fasilitas belajar berdasarkan kemampuan kognitif, diagnosa, dan usia mental anak. Anak berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi dua yaitu anak yang mengalami kesulitan belajar umum seperti autisme atau down syndrom dan anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik seperti disleksia atau ADHD.Â
Homeschooling Bianglala Banyuwangi memiliki sebuah program guna menstimulasi kemandirian bagi anak didiknya yang disebut dengan life skills sebagai wadah dalam menstimulasi skill hidup mereka. Program belajar tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi anak-anak terutama mereka yang tidak mampu dalam aspek kognitifnya. Program life skill ini dapat menjadi fasilitas dalam pembelajaran kognitif serta motorik untuk anak. Program belajar life skill ini terinspirasi dari seorang siswa berinisial "N"yang lulus dari yayasan kemudian, ibu "N" bertanya apa yang harus dilakukan anaknya setelah lulus dari sekolah. Oleh karena itu, kepala divisi Homeschooling Bianglala Banyuwangi bernama Bu Ila dan Bu Fitri, mengusulkan pada ketua Yayasan Matahari Banyuwangi untuk membekali kemandirian hidup bagi anak didik Yayasan. "Life Skills ini terdapat empat program mbak, yang sudah berjalan adalah kelas olahraga, cooking class masih membutuhkan persiapan matang, lalu ada kelas seni, dan prakarya. Beda dengan semester sebelumnya dimana program belajar aspek kognitif sebanyak 75% sedangkan life skill hanya 25%. Pada semester baru ini dibagi aspek kognitif 50% dan life skill 50%" Tutur Bu Ila selaku kepala divisi Homeschooling Bianglala Banyuwangi saat diwawancarai.Â
Bagi anak yang tidak mampu dalam aspek kognitif, program ini akan sangat berguna untuk keberlangsungan hidup mereka dalam kegiatan sehari-hari. Menimbang pentingnya skill hidup untuk anak didik mereka, program ini akhirnya diterapkan pada semester baru mulai dari tanggal 3 Juli 2023. Saat ini anak didik Yayasan Matahari Banyuwangi dengan inisial "N" tadi telah bekerja di salah satu day care yang bekerja sama dengan Yayasan, karena "N" telah mampu memahami instruksi dengan baik dan mandiri. Harapan kepala divisi dari program belajar kelas life skills agar anak didik mereka setelah lulus mampu mandiri menjalani hidup, mengingat anggota keluarga yang tidak akan selalu mendampingi untuk membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H