Kita tentunya masih ingat jawaban apa adanya saat Jokowi ditanya alasan Nyagub di DKI: "meningkatkan karir" itu salah satu poin kenapa Jokowi waktu itu mencalonkan diri menjadi DKI 1. Alasan itu masuk akal layaknya jika kita ditanya alasan mengapa melamar kerja di  posisi yang lebih tinggi padahal kita belum ada pengalaman maka Jawabannya adalah meningkatkan karir. Saat itu Jokowi belum berpengalaman sekalipun menjadi Gubernur apalagi DKI maka jawabannya adalah jawaban standar yang dijawab para pencari kerja, kok pencari kerja? Karena memang Jokowi di DKI adalah untuk kerja, bukan untuk dirinya tetapi  untuk rakyat.
Sekiranya bos besar Jokowi merestui dan keluarganya merestui ( saya yakin setuju) maka saya yakin Jokowi bakalan nyapres demi meningkatkan karir.  Apakah salah? Di satu sisi ada yang menganggap Jokowi bakalan mengabaikan para pemilih yang telah memilihnya dan mempercayakan Jakarta kepadanya. Di sisi lain  itu adalah sebuah kesempatan besar karena dengan karir Jokowi yang meningkat maka kekuasaannya akan lebih luas. Jakarta akan lebih mudah dikelola karena Jokowi menjadi Presiden. Gubernur Jakarta penerus Jokowi akan dipaksa untuk memperbaiki Jakarta lebih baik daripada dia. Keputusan-keputusan penting menyangkut Jakarta akan lebih mudah karena dialah pengurus Jakarta sebelumnya.
Menjadi anak buah yang berhasil, pemimpin yang berhasil maka jenjang karir akan mengikuti. Setidaknya orang-orang yang mau bekerja untuk rakyat dan dianggap berhasil 'nguwongke' rakyatlah yang berhak berpromosi, meningkatkan karirnya untuk lebih banyak bekerja untuk rakyat. Monggo, mari kita promosikan Jokowi untuk lebih banyak bekerja untuk Perusahan yang bernama Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H