Mohon tunggu...
Free Idea
Free Idea Mohon Tunggu... lainnya -

Suka membaca dan lalu menulis. Berpikiran terbuka, tanpa sekat. Bebas berpikir, tetapi tidak menjadi liar berwacana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sumbangan Televisi pada Tawuran Pelajar

29 September 2012   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:30 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat membaca buku Kick Andy, Kumpulan Kisah Inspiratif, ada sebuah bagian yang sangat menarik untuk diperhatikan. Disebutkan soal hasil penelitian Dr. Brandon Centerwall dari Universitas Washington. Penelitiannya berusaha mencari hubungan statistik antara meningkatnya tingkat kejahatan yang berbentuk kekerasan dan masuknya TV di tiga negara (Amerika Serikat, Kanada dan Afrika Selatan). Fokus penelitian adalah orang kulit putih. Hasilnya, di Amerika Serikat, Kanada dan Afrika Selatan tingkat pembunuhan diantara orang kulit putih naik hampir 100%. Dalam kurun waktu yang sama kepemilkan televisi meningkat dengan perbandingan yang sejajar.

Centerwall menjelaskan, TV tidak langsung berdampak pada orang-orang dewasa pelaku pembunuhan, tetapi pengaruhnya sedikit demi sedikit tertanam pada si pelaku sejak mereka masih anak-anak. Dengan begitu ada tiga tahap kekerasan yang terekam dalam penelitian : awalnya meningkatnya kekerasan diantara anak-anak, beberapa tahun kemudian meningkatnya kekerasan diantara para remaja, dan pada tahun-tahun akhir penelitian saat taraf kejahatan meningkat secara berarti yakni kejahatan pembunuhan oleh orang dewasa. Lebih lanjut lagi dalam buku itu dipaparkan aneka ragam hasil penelitian yang memperkuat dampak pengaruh menonton TV dengan meningkatnya kekerasan dikalangan anak-anak, remaja dan dewasa.

Harus diakui, isi acara TV di Indonesia kebanyakan jauh dari bermutu. Tayangan model sinetron dan  infotaintment merajai layar kaca. Belum lagi tayangan-tayangan lainnya yang berisikan kekerasan secara vulgar. Alasannya sederhana, karena rating kedua acara tersebut tinggi. Rating tinggi juga menjadi patokan bagi perusahaan untuk memasang iklan. Namun apa pun juga, dampak siaran televisi terhadap penonton, khususnya anak-anak, harus tetap diperhatikan. Stasiun televisi harus mulai kreatif membuat acara-acara yang menarik sekaligus mendidik. Pemerintah sebagai regulator, semestinya sensitif dengan hal ini. Masa depan generasi penerus bangsa dan negara tengah dipertaruhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun