Mohon tunggu...
Free Idea
Free Idea Mohon Tunggu... lainnya -

Suka membaca dan lalu menulis. Berpikiran terbuka, tanpa sekat. Bebas berpikir, tetapi tidak menjadi liar berwacana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah dari Loji Gandrung, Kota Solo

28 Juli 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu di Kota Solo, di tengah teriknya matahari, mataku menangkap sebuah bangunan menarik. Bangunan model jaman kolonial Belanda. Bercat warna putih. Ada patung pria berdiri kokoh di bagian depan rumah. Di tiang bendera, Sang Merah putih berkibar berbingkaikan langit biru.

Seorang tukang becak dengan ramah menjelaskan. "Itu Loji Gandrung, rumah dinas Pak Walikota". Nama Jokowi langsung nyantel dikepala. "Pak Jokowi sering duduk-duduk di sini. Mengobrol dengan saya dan tukang becak lainnya. Duduk bareng sama saya di atas becak ini. Saya tidak boleh duduk di bawah, suruh duduk disebelahnya. Pokoknya tidak mau lah Beliau di ndoro-ndoro kan. Kadang juga, Pak Jokowi minum teh di warung sana". Tampak sebuah warung tenda kecil. Pengunjungnya kebanyakkan dari golongan bawah. "Kalau tidak percaya, silahkan tanya sama tukang becak lainnya atau tukang sapu jalan yang di sana itu atau siapa sajalah, dari ujung sini sampai ujung sana". Tukang becak berusaha menegaskan kebenaran kisahnya. Mungkin karena melihat ekspresi wajah ku yang melongo. Aku hanya mengangguk percaya. Apa perlunya seorang tukang becak bercerita bohong kepada seorang asing yang baru ditemuinya. "Kalau sampeyan mau bertemu Pak Jokowi, masuk saja ke sana. Tinggal ketuk pintu. Kalau pas ada orangnya pasti ditemui. Pak Jokowi banyak kok tamunya. Kalau hari ini sepi, mungkin lagi di Jakarta".

Setelah menyeberang jalan, aku memasuki Loji Gandrung. Di sisi kanan, ada semacam gardu jaga. Tapi kosong tidak ada penjaganya. Aku terus melang dan mengambil beberapa gambar Loji Gandrung dengan kamera. Betul, tidak ada petugas yang menegurku.

Aku keluar dan kembali menyeberang jalan. Usai pamit kepada tukang becak yang ramah itu, aku melanjutkan perjalanan. Mengambil foto-foto beberapa property lainnya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Lumayan dapat oleh-oleh dari Kota Solo - kisah sosok pemimpin yang merakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun