Di bawah pohon rindang, seorang pedagang tua, berkulit hitam karena seringnya terpapar sengatnya cahaya matahari, dan deretan gigi yang sudah tak utuh lagi. Sambil berkipas-kipas ria, menunggu konsumen yang mungkin tertarik dengan barang dagangan yang ia jajakan. Si Engkong, mereka biasa menyebut begitu, menjajakan hasil kebun yang ia kelola sendiri; dari daun singkong beserta singkongnya, hingga daun pisang dan tentu saja menjual pisangnya juga.. :)
Kebetulan saya berada di samping Si Engkong, yang bersebelahan dengan pedagang gorengan, dan saya sedang memilih kira-kira gorengan apa yang enak dimakan saat itu..
Tak berapa lama, datang seorang ibu setengah baya yang baru saja turun dari mobil **ard nya. Menghampiri Engkong, memilah-milah dari deretan pisang yang ditaruh di keranjang bambu. Kemudian terjadi aksi tawar-menawar.
Si Ibu : "Berapa Kong, pisangnya sesisir?"
Engkong: " Tuju rebo aje neng..."
Si Ibu : " Ah... mahal banget, udah empat ribu ya.. Saya beli tiga sisir niih.."
Engkong : " Belon bisa kalo segeto mah, udah biar jadi lima belas, tiga deh.."(sambil mengambil kantong plastik)
Si Ibu : " Gak ah..., pokoknya ya segitu, dua belas ribu, tiga." ((sambil ngeloyor pergi, menuju mobilnya yang di parkir di seberang jalan)
Engkong: " Sini neng...tambahin serebo yak?"
Kemudian Si Ibu kembali menghampiri Engkong, tapi kali ini Sang Suami yang baru saja turun dari mobilnya, ikut menemani Si Ibu itu.
Sang Suami : " Berapa Ma?"