Bagi yang belum membaca buku ini tentu akan langsung tervisual berbagai problem bangsa yang ada saat ini. Beragam keleliruan, bermacam penyimpangan, dan berbagai kesalahan seakan tiada henti menyapa ruang kesadaran kita sebagai anak bangsa dan anak negeri. Dan, apalagi penyebabnya jika bukan karena faktor kepemimpinan.
Tidak ada yang salah pada visual yang ada dan juga tidak ingin disalahkan jika memang bukan itu yang dimaksudkan oleh buku yang berupa kumpulan tulisan ini. Karena jauh dari semua gambaran yang mungkin saja muncul dalam benak kita penulis sedang menyentuh hal paling dekat dan mendasar serta menentukan dalam segenap dinamika dan sisi kehidupan kita, baik secara pribadi, keluarga, lingkungan, negara maupun dunia. Hal utama itu adalah seks.
Bagi penulis yang aktif menulis di sosialblog Kompasiana ini, seks adalah kehidupan dan karenanya seks adalah dasar, pondasi, sekaligus juga energi bagi hidup dan gerak perubahan dalam segenap dinamika kehidupan itu sendiri.
Dengan pandangan dunia itulah penulis yang kini menetap di Bandung ini mengajak semua orang, pasangan, komunitas, kelompok, organisasi, dan juga negara serta dunia untuk tidak meninggalkan seks apalagi sampai mencampakkannya dari kehidupan.
Seks adalah buku terbuka yang harus dibuka dengan cara-cara yang tidak mesti porno. Seks adalah sumur pengetahuan terdalam dan karenanya tidak boleh hanya ditimba ala kadarnya. Seks sudah saatnya diperlakukan secara lebih baik dan lebih benar agar juga menghasilkan kebenaran dalam setiap percikan pemikiran dan juga dalam setiap kayuh tindakan. Hanya dengan menempatkan seks secara benar dan memperlakukannya secara benar pula makna-makna kehidupan akan memancarkan pencerahan dan kebijaksanaannya yang utama sekaligus yang purna, termasuk menemukan Yang Maha Benar, Tuhan kita semua, Tuhan bagi rakyat dan juga Tuhan bagi semua Pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H