Mohon tunggu...
Dinda Sintya Dewi
Dinda Sintya Dewi Mohon Tunggu... -

Cinta adalah segalanya ...tanpa cinta apa arti dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis Itu Nggak Mudah ?!

9 Januari 2011   10:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Bagaimana bisa mulai menulis?”, kata orang jawabannya adalah MENULIS. Lalu “Bagaimana caranya menulis?”, maka orang itu pun menjawab TERUSLAH MENULIS. Ada yang bilang bahwa menulis itu mudah, karena menulis adalah bicara. Ya..betul, aku sepakat dengan “menulis adalah bicara maka berbicara lewat tulisan”. Bagiku, menulis itu tidak mudah. Karena menulis itu tidak hanya berbicara, tetapi menulis juga berpikir, bercerita dan berbagi. Pada awalnya, pemula akan sangat berhati- hati dalam merangkai kata- kata untuk menjadi sebuah kalimat, agar tidak terlihat aneh. Jangankan satu kalimat, menulis satu kata saja agar tidak terkesan *lebay pun membutuhkan waktu yang sangat lama. Pada intinya penyakit penulis pemula adalah Minder. Selama proses pencurahan pikiran ke dalam tulisan maka akan banyak di hantui oleh pertanyaan “Kira- kira tulisan ku lebay gak ya? Menginspirasi banyak orang gak ya?Kalimatnya udah SPOK belum ya?dsb”. Keresahan pun tidak berhenti pada tahap ini saja, tetapi juga setelah proses pencurahan pikiran ini selesai. Ia akan meminta siapa saja orang yang lewat didepannya untuk membaca tulisannya kemudian ia akan bertanya “Bagus gak tulisan ku?Bagus kan??ya ya ya, bagus kan??” Yah, itu lah mengapa juga “menulis itu tidak mudah” yaitu tidak mudah untuk mengusir hantu- hantu yang ada dipikiran kita. Membutuhkan energy ekstra untuk memberanikan diri mempublikasikan apa yang sedang kita tulis. Tetapi, keresahan- keresahan itu akan lebih baik daripada tidak terpikir sama sekali untuk menulis bukan?.Hemm, modal dasarnya adalah NIAT. Setelah NIAT tahapan selanjutnya yaitu MENCOBA. Apa pun hasilnya, bagaimana pun bentuknya tidak perlu khawatir. Yang dilihat bukan seberapa puitis, seberapa cantik dan seberapa rapi tulisan kita, tapi seberapa tulus menuliskan apa yang ada dalam pikiran untuk berbagi apa pun dan belajar apa pun. Belajarlah Menulis dan Terus Menulis!

Dan menarilah dengan pena, maka kau akan menemukan gerakan gerakan itu secara  sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun