“Ah… Sudahlah, aku harus pergi, tempatku tak di sini lagi. Paling tidak aku bersyukur pernah mengenyam warna-warni kehidupan mahasiswa.”
“Lalu, kau mau kemana?”
“Terjun dalam denyut kehidupan nyata di luar sana!”
“Bukankah rimba di luar sana jauh lebih ganas?”
“Yah… aku tahu. Dan aku tidak takut itu! Kaum muda seperti kita seharusnya tidak takut, maju dan hadapilah sekeras apapun itu. Ingat, perubahan tidak mungkin ditunggu, ia harus dijemput. ”
Andre pun meninggalkanku sendiri di tepi kampus. Meninggalkan kata-kata yang masih membekas di palung jiwaku. Dari air danau, aku melihat pantulan bayangan punggungnya mengecil dan akhirnya menghilang. Aku lalu berdiri tegak dan dengan keyakinan melangkahkan kaki kembali memasuki kampus.
Dan kini, pada ilalang-ilalang biru
Aku mencoba membuka sisi kelam
Membuka manipulasi atas nama pergerakan
Kembali membakar semangat tanpa takut kesendirian
Bukan hanya menunggu sang bayu menghampiri sang ilalang…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H