Mohon tunggu...
freebox m
freebox m Mohon Tunggu... -

dengan hati kita berbuat yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2 Bulan Sudah Menikahimu Amy...

12 Mei 2012   20:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336855828286392703

Saya terima nikahnya Rahmi binti Ali Abdullah dengan mas kawin 5 gram Emas dan seperangkat alat shalat, dibayar tunai karena Allah...” KALIMAT ini saya ucapkan saat hari pernikahan, tanggal 12 Maret lalu, tepat 2 bulan lalu. Kalimat itu demikian sederhana dan singkat. Saya mengucapkan kalimat ini di saat semua orang memandang lurus. Tak ada petir dan guntur di langit yang bersahutan. Orang-orang spontan berteriak “Sah.” Saya memandang sekeliling. Sebuah ikrar telah dilepaskan ke udara. Sebuah janji telah ditunaikan dan resmilah saya menyandang status sebagai seorang suami. Semua orang lalu berdoa bersama demi keutuhan sebuah keluarga baru, agar konstruksinya tak lekang ditelan zaman. Usai mengucapkan ijab kabul. "Saya terima nikahnya…" Saya sempat bergidik membayangkan betapa besarnya amanah yang sedang saya pikul. Setelah itu ia mempersilahkan saya untuk segera menemui calon istri. Dalam perkawinan adat Bugis ini, seorang istri disembunyikan dalam satu kamar. Suami mencarinya di mana ia berada. Seorang kakak berusia tua menggenggam tangan saya. Ia lalu mengantar ke sebuah kamar yang tertutup. Setelah mengetuk sesaat dan mengucapkan salam, ia lalu membuka kamar itu. Dari dalam kamar, ada sahutan, namun pintu tetap tertutup. Bapak itu lalu melempar uang receh untuk penjaga pintu dan membuka pintu, sementara di dalam juga ada gerakan untuk tetap menutup pintu. Hanya aksi saling dorong pintu kamar. Saya lalu digiring masuk ke dalam kamar. Di atas ranjang utama di tengah ruangan itu, saya menyaksikan sang mempelai perempuan tengah menunggu. Cantik nian dirinya dengan busana pengantin Bugis. Saya mendekatinya lalu duduk di ranjang. Orang-orang mengambil tangan saya dan dipersatukan dengan tangannya. Saya memasangkan cincin di jemarinya. Maka bersoraklah semua orang. Sebuah keluarga baru telah dikukuhkan. Dan setelah itu, saya lalu diarak menuju ruang lam'min. Setelah itu didepan Istri, saya membaca kewajiban Suami. Setelah itu saya memasang cincin kawin ke Istri dan begitu sebaliknya. Setelah itu dimulailah sebuah resepsi yang melelahkan. Saya bahagia dengan semua proses ini. Perasaan saya amat lega setelah melalui semuanya. Saya merasa plong. Ternyata pernikahan sedemikian sederhana. Intisari pernikahan adalah mengucapkan sebuah ikrar dan disaksikan banyak saksi. Intisari pernikahan adalah mengucapkan “Saya terima nikahnya……” di hadapan penghulu dan para saksi. Namun untuk menuju ke gerbang pengucapan tersebut, saya harus melalui sebuah proses panjang dan amat melelahkan. Betapa panjangnya proses menuju altar tersebut. Saya tidak sedang bercanda. Untuk sebuah proses yang hanya beberapa menit tersebut, saya melalui proses berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk memikirkannya. inilah gadis yang saya persunting itu..!!

Note; -          Terimakasih atas doa dan restu keluarga dan teman sekalian...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun