Hampir seminggu setelah peristiwa penyerangan yang terjadi di Kota Paris. Berita yang bergulir di media mainstream tak ayal semakin hari seakan bebas menyuarakan ini semua adalah 'Ulah para Jihadis, terorisme, dan bla bla bla lainnya..". Saya, sebagai citizen yang selalu tertarik akan isu global seakan dibuat geram dan sedih dibuat bebal media yang memihak itu. Bagaimana tidak?
Coba kita amati ada beberapa kejanggalan dalam motif dan serangkaian kejadian pasca serangan ini: Adakah tipu daya dibalik serangan ini?
Serangan ini tak tanggung-tanggung, dilakukan di 6 titik, secara terpisah, pada waktu yang bersamaan. Korbannya 153 tewas, dan 300 luka-luka. Menariknya, pelaku bom bunuh diri meninggalkan jejak, paspor berkebangsaan Suriah. Tak lama setelah insiden ini, PM Perancis, Manuel Valls (13/11/2015) langsung mengeluarkan pernyataan, bahwa serangan ini diatur dari Suriah (BBC Indonesia, 17/11). Dikuatkan dengan klaim ISIS sabagai pihak yang melakukan serangan ini.
Peristiwa ini terjadi dua hari menjelang KTT G-20 di Antalya, Turki, Ahad (15/11). Di sela-sela KTT G-20, Presiden AS, Barack Obama bertemu PM Turki, Erdogan. Setelah pertemuan itu, Obama menyatakan, “Kedua pemimpin sepakat untuk menunjukkan solidaritas kepada Prancis dalam melacak pelaku serangan di Paris dan akan meningkatkan kekuatan untuk menumpas jaringan jihadis tersebut.” Hal yang sama dilakukan Obama dengan Raja Salman, KSA. Seorang pejabat AS, seperti dikutip dari AFP (15/11) menyatakan, pembicaraan dengan Raja Salman meliputi klaim ISIS di balik serangan di Paris.
Obama juga melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengenai masalah yang sama. Pihak Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin itu sepakat, bahwa konflik di Suriah mendesak dicarikan jalar keluar menyusul serangkaian Serangan Paris.
Setelah Serangan Paris ini, pesawat tempur Prancis menyerang Raqa, Suriah. Dikutip dari AFP, Senin (15/11/2015) ini merupakan serangan udara pertama Perancis melawan ISIS setelah aksi teror kelompok itu di Paris. Sebanyak 12 pesawat tempur, termasuk 10 pengebom, menjatuhkan 20 bom ke target. Obama dan Erdogan, setelah peristiwa ini, secara terbuka menyatakan akan meningkatkan kekuatan untuk menumpas jaringan jihadis tersebut (14/11).
Sungguh ironis. bagaimana mungkin ini semua terjadi?
Sedangkan keanehannya adalah :
Pertama, terjadinya serangan di 6 titik, serentak dan waktu yang sama, dilakukan di negara sekaliber Perancis, dan intelijen negara itu tidak bisa mengendusnya, tentu aneh, bahkan aib.
Kedua, pelaku bom bunuh diri, yang potongan jarinya ditemukan, diketahui bernama Omar Ismail Mostefai (29 tahun), telah diinformasikan oleh Kepolisian Turki kepada Kepolisian Perancis dua kali, pada Desember 2014 dan Juni 2015, tapi tak ditanggapi. Mostefai yang dilahirkan di kawasan miskin Paris, Courcouronnes, 21 November 1985, pernah didakwa atas delapan kejahatan ringan antara tahun 2004 dan 2010, namun tidak dipenjara (AFP, 16/11).
Ketiga, terjadi dua hari menjelang KTT G-20 di Antalya, Turki, juga bukan moment kebetulan.