Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mudik itu Perihal Rindu, tapi Bagaimana dengan Rindunya Perantau yang Pulkam, Namun Tidak Ada Orangtua?

4 April 2024   10:47 Diperbarui: 4 April 2024   11:12 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arus mudik Lebaran 2024. Mudik adalah saat yang tepat untuk menyatukan kerinduan dengan keluarga tercinta di kampung halaman. Sumber/gambar: BantenNew

Meskipun demikian, ada juta kerinduan yang dipenjara oleh ketiadaan ayah dan ibu di kampung halaman.

Jadi, nuansa mudik lebaran, hanya berlaku bagi mereka yang masih punya orang tua di kampung halaman.

Sisi Lain dari Mudik Lebaran


Tak bisa dipungkiri lagi, bahwasannya terlepas dari ada dan tiadanya orang tua di kampung, sejatinya momen mudik itu juga membawa ribuan nostalgian bagi para perantau.

Lantas, apa saja momen berharga tersebut?

Sesuai dengan pengalaman penulis dan juga pembaca budiman, merasakan nuansa masa kecil yang indah, tidak harus berpatokan pada ada dan tiadanya orang tua di kampung halaman.

Pasalnya, selama kita berada di kampung halaman, alam bawah sadar kita akan kembali memunculkan romantika masa kecil.

Selain itu, kita juga berkesempatan untuk menyatukan lagi sisi emosional kita dengan alam di mana kita lahir dan dibesarkan.

Pada momen inilah, teologi mudik benar-benar terasa.

Karena bagaimanapun juga, sejauh apa pun kita pergi meninggalkan kampung halaman tercinta di usia muda, pada waktunya kita akan kembali menyatu dengan alam di kampung halaman tercinta.

Demikian coretan keresahan dan refleksi dari perantau non-muslim di tanah rantau.

Terima kasih untukmu para pejuang perjalanan di negeri asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun