Legacy atau warisan kepemimpinan dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka jelang kontestasi pilpres 2024, setidaknya terdapat 2 gaya komunikasi, jika ditilik dari ilmu Komunikasi, yakni: the egualitarian dan the religuishing.
Style komunikasi egualitarian identik dengan sosok Prabowo Subianto. Sedangkan, gaya komunikasi religuishing layak disematkan pada walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.
Studi kasus: Prabowo Subianto bukan hanya ahli dalam komunikasi egualitarian atau komunikasi yang bersifat dua arah.
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto cakap dalam menyampaikan pesan kepada anggotanya, terutama dalam merealisasikan visi dan misi bersama dari partai maupun kementerian pertahanan.
Barangkali metodologi di atas terlalu teoritis. Baiklah, sesuai dengan tayangan yang kerap kali penulis saksikan di Mata Najwa maupun Narasi TV, terlebih diskusi alot antara Najwa Shihab dan Prabowo Subianto seputar masalah kebangsaan, spesifiknya 2 kader Gerindra yang merupakan bekas napi, gegara kasus korupsi ikut mencalonkan diri di bursa pesta demokrasi serentak 2024.
Akan tetapi, dengan santai dan gaya humorisnya, Prabowo Subianto membalas, "dua kader tersebut saya sudah coret," jawabnya.
Pembaca bisa saksilan di Youtube Najwa Shihab dengan topik "Prabowo Subianto Bicara Gagasan | Mata Najwa.
Sementara, style komunikasi kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka masuk dalam the religiushing.
Pasalnya, masalah-masalah intoleran yang terjadi di wilayah kepemimpinan walikota Surakarta ini, terlebih penolakan izin pembangunan rumah ibadah dll, dengan gesit tapi humanis memberikan solusi dari kasus tersebut.
Jadi, gaya komunikasi kepemimpinan Gibran yang cenderung kalem dan selalu bersedia untuk menerima berbagai masukan dari warganya dapat meninggalkan legacy yang baik dan gaya tersebut perlu diteruskan di RI 01 tahun 2024, jika semesta merestuinya.