Sebagai perantau, tentu saja kita semua pasti memahami dinamika kehidupan di kota metropolitan.Â
Alih-alih ingin memperbaiki ekonomi keluarga, justru kita terjebak dengan situasi tak kunjung mendapatkan pekerjaan dll.
Problematika itu hanya bisa diselesaikan dengan soft skill yang kita miliki. Salah satunya adalah kemampuan berkomunikasi.
Lebih spesifiknya, kemampuan dalam membangun relasi, entah dengan siapa pun. Karena semakin mengenal latar belakang perantau, di situlah kita memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan.
Manfaat yang lebih menggembirakan adalah dengan memiliki jaringan persahabatan yang luas, informasi yang kita butuhkan dalam mencari pekerjaan pun, serasa lebih muda. Daripada kita menutup diri.
Selain itu, rasa nyaman atau survival pun akan tumbuh, seiring dengan chemestry yang kita ciptakan bersama jaringan atau komunitas di mana kita bertumbuh dan berkembang.
Sebagai pendekatan kontekstual, sejak memilih untuk tinggal di kota Jakarta pada tahun 2019, awalnya saya merasakan kesulitan dalam hal mendapatkan pekerjaan.
Dalam kondisi tersebut, sebenarnya saya merasa putus asa. Keinginan untuk kembali ke kampung halaman pun semakin mengejar kehidupan harianku di Jakarta.
Namun, secercah kehidupan datang, ketika saya berani meninggalkan zona nyaman saya.Â
Di mana, saya berani membaur dan berkenalan dengan siapa pun. Dari perkenalan tersebut, informasi seputar dunia pekerjaan pun semakin beragam. Tergantung saya memilih yang mana.