Karyawan Dalam Bayangan Waktu
Apa pun  profesi yang kita jalani saat ini, itu pun tidak pernah lepas dari perputaran waktu.
Mengulik waktu, tentunya pandangan kita akan tertuju pada salah satu filsuf kontroversial yang pernah dikaitkan dengan rezim NAZI Jerman, yakni filsuf Martin Heidegger.
Ketika musim salju turun dan menerpa negeri Panzer, Jerman pada saat kejayaan bidang Filsafat di Eropa, kekasih gelap Hannah Arendt (Martin Heidegger) ini bertanya tentang waktu.
"Jika kehidupan berawal dari waktu dan waktu sendiri yang mengakhiri kehidupan manusia, lantas apa itu waktu" begitulah pertanyaan awal dari filsuf Martin Heidegger ini.
Hal demikian semakna dengan apa yang saya alami, terutama sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah yang berada di kota Tangerang, Banten.
Setiap pagi tepat pukul 06.15 WIB saya sudah meninggalkan kontrakan yang berada di Kapuk Pulo, Cengkareng, Jakarta Barat menuju Tangerang.
Rutinitas ini kadang mendorong saya dalam pemikiran-pemikiran destruktif, yakni untuk apa sih setiap pagi saya harus menerpa badai dingin serta polusi dan kemacetan kota Jakarta.
"Apa sih yang saya cari dari kehidupan ini, terutama dalam dunia pekerjaan?" Itulah sekelumit pertanyaan yang ada dalam benakku.
Lebih sadisnya adalah, mengapa hidup saya berasa dikerja waktu?
Dalam diam, saya masuk dalam permenungan tentang pemikiran-pemikiran destruktif di atas.