Matahari mulai condong ke Barat, dalam nuansa yang berbeda, ada pertemuan, kerinduan, dan hospitality di atas ubun-ubun gedung Perpustakaan Nasional RI.
Lantaran, di bawah payung kerinduan, maka terciptalah ruang rasa, antara saya dan rekan-rekan Kompasinaer dan YPTD.
Sementara, di balik bangunan pencakar langit kota metropolitan Jakarta, ada keniscayaan yang tercipta antar sesama pegiat literasi digital bersama Opa Tjiptadinata Effendi dan Oma Roselina dalam merayakan ajang temu kangen.
Perjumpaan itu pun bertalian erat dengan perayaan HUT Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan atau yang biasa dikenal YPTD yang kedua.
Menalar Kerinduan di Kopdar YPTD dan Kompasianer
Kopdar atau ajang perjumpaan sesama Penulis YPTD dan Kompasiana membawa mimpi dalam merajut tali persaudaraan di bidang literasi.
Kadar pertemuan yang singkat itu pun meninggalkan goresan kerinduan.
Elaborasi dari perjumpaan dan kerinduan itu termanivestasi dalam nuansa hospitality antar sesama Perakit diksi-diksi keabadian.
Mengabadikan momen berharga itu, bagaikan menggali apa yang tersadari dan yang tidak tersadari.
Sebab, jauh di lubuk hati yang terdalam, sesama Penulis YPTD dan Kompasianer merindukan event-event semacam itu.
Mengingat kadar kerinduan itu pun hampir sirna, lenyap, dan berkesudahan, Â kala Pandemi global melanda dunia, terlebih bangsa Indonesia selama dua tahun.