Budaya sepakbola Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena perilaku kurang menyenangkan dari suporter, saat mendukung pasukan Garuda Muda di laga perdana kontra Vietnam, dalam penyisihan grup A Piala AFF U-19 2022.
Euforia pesta petasan atau flare dari penonton menyebabkan penilain buruk FIFA kepada industri sepakbola tanah air. Perilaku itu pun disoroti juru taktik timnas Indonesia, Shin Tae-Yong.Â
Mantan peracik timnas Korea Selatan ini juga mengimbau kepada suporter tanah air untuk lebih dewasa dalam memberikan dukungannya kepada timnas.
Memang pesta petasan di akhir pertandingan sebagai bagian dari ekspresi penonton. Tetapi, menurut STY itu pun berlebihan. Mengingat, sepakbola Indonesia sedang berkembang ke arah positif.
Tren perkembangan ini pun tidak akan bertahan lama, jika suporter tidak memiliki kesadaran untuk menjaga nama baik timnas.
Suporter Perlu Belajar dari Saksi FIFA 2015
Sejarah kelam sepakbola Indonesia 2015, perlu dipelajari oleh berbagai pihak. Karena pada tahun tersebut, industri sepakbola kita mati suri.Â
Lantaran, intervensi atau campur tangan internal dari pemerintah, melalui Kemenpora kepada PSSI, ikut menciderai sepakbola dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam kekosongan tersebut, kita pun saling menyalahkan antar satu dan yang lain. Akibatnya, dinamika kehidupan olahraga Indonesia jatuh dalam catur 'perpolitikan.'