Di pulau Timor kita akan mudah mendapatkan lidi dari pohon lontar dan pohon kelapa. Hel Keta berarti menarik atau mengabaikan lidi lontar yang sudah ada sepanjang kehidupan.
Akhirnya, kita bisa menarik kesimpulan bahwa HEL KETA Â itu bersifat simbolis dan mengandung pengertian halangan, yang sudah terbentuk sejak terjadi peperangan antarsuku dan kampung baik yang bertetangga maupun yang saling berjauhan.
Hubungan Pemikiran Ernst Cassirer dan Tradisi Hela Keta
Kita memiliki kemampuan dan hak istimewa untuk tetap melestarikan kebudayaan setempat dari mana kita dilahirkan. Sebagai orang Timor, saya pun harus bertanggung jawab untuk terus melestarikan kearifan lokal saya, terutama Hel Keta.Â
Terlepas dari keputusan kolektif atau sepihak dari Keuskupan Atambua, tanpa melibatkan tetua adat di tanah Timor, sebelum memutuskan untuk melarang upacara Hel Keta yang dianggap Keuskupan sebagai praktek yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
Setahu pemahaman saya, Gereja Katolik itu merangkul kearifan lokal umat. Bukan sebaliknya berusaha untuk menghilangkan budaya lokal setempat.
Baca Juga: Fulan Fehan Surgaku
Okeylah, jika pihak Keuskupan melarang upacara hel keta dengan dalil sebagai memecah belah, membebankan pihak keluarga dari sisi ekonomi, tidak ada landasan dalam Iman Gereja Katolik dan tiadanya landasan dalam sosio-kultural.
Saya kurang sependapat dengan ke-4 poin dalam surat edaran dari Keuskupan. Karena budaya Hel Keta itu adalah patokan, filosofi, fondasi, rujukan bagi setiap pernikahan di suku Timor Dawan. Dan masih memiliki korelasi dengan kehidupan sosio-kultural Atoin Meto (Suku Timor). Semakna yang dikatakan oleh filsuf Ernst Cassirer bahwa bahasa, mitos, religi, kesenian, sejarah merupakan sektor atau bagian-bagian penting dalam dunia kehidupan manusia.
Terakhir, "Kalu jadi Hindu jangan jadi orang India, Kalau jadi Islam jangan jadi orang Arab, Â Kalau jadi orang Kristen jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat -- Budaya Nusantara kita yang kaya raya ini," -- Ir. Soekarno.
Salam waras dari generasi Timor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H