Karena dengan memiliki logo, usaha mereka akan mudah dikenal oleh masyarakat luas. Tindakan nyata ini sebagai gerakan UMKM dari ranah milenial yang berusaha untuk membantu program-program pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Selain itu, Eva juga tidak terlalu menuntut harga pasar kepada pelanggannya. Yang terpenting komunikasi dan kejujuran lah yang ia butuhkan untuk tetap menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
Sejak kapan Eva mulai terjun ke dunia Desain? Sejak ia duduk di bangku SMA. Berawal dari rasa ingin tahu, ia terus belajar otodidak. Tentu saja di awal-awal ia merintis usahanya di DISENCOM, banyak orang yang belum mengenalnya. Akan tetapi, kerja keras, pantang menyerah, komitmen, profesional, dan integritas lah yang memperkenalkan dirinya kepada publik tanah air bahwa inilah sosok milenial yang peduli pada pemulihan ekonomi nasional dengan cara mendedikasikan DISENCOM kepapa pelaku UMKM.
Kapan pelanggan bisa menggunakan jasanya? Tentu saja, kapan pun pelaku UMKM bisa menghubungi Eva melalui media sosialnya.
Baginya, pelanggan adalah raja. Semangat pelayanan ini sebagai bagian dari komunikasi marketing.
Lebih tepatnya komunikasi interpersonal yang lebih intim dalam menggerakkan setiap pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan berkreativitas dalam memasarkan produknya kepada pasar.
Disencom Sebagai Akselerasi Digital
Eva juga berkomitmen untuk membantu akselerasi digital sesuai dengan semangat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Disencom hadir dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas. Inilah era metaverse, di mana setiap orang bisa melakukan karya-karya nyata melalui dunia digital.
Sebagai milenial yang tidak puas dengan ruang yang monoton, ia terus mengembangkan kemampuan softskill dan hardskill untuk mendukung bonus demografi 2030.
Namun, dalam waktu yang terdekat ini, disencom hadir sebagai reformasi bersama dalam mengawal dan siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung kesuksesan Presidensi G20 di Bali 2022.