Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Shin Tae-Yong dan Sepak Bola Modern

2 Januari 2022   21:08 Diperbarui: 2 Januari 2022   21:24 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose mesrah antara STY dan Asnawi Mangkualam, usia menerima medali di partai final Piala AFF Suzuki Cup 2020. @Shintaeyong.id

Sepak bola Indonesia semakin berkembang dan bisa mengikuti tren sepak bola dunia karena kehadiran sosok pelatih anyar asal Korea Selatan Shin Tae-Yong atau yang biasa dikenal dengan sebutan STY.

STY hadir laksana bulan purnama di industri sepak bola tanah air yang sulit menemukan gairah, karena satu dan lain hal yang tidak bisa dipahami oleh semua orang.

Masalah klasik tersebut memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi pencinta sepak bola tanah air.

Namun, ketika STY mendapat kepercayaan dari pimpinan PSSI untuk menangani timnas Indonesia, di situ ada harapan.

Ya, harapan bagi sepak bola tanah air untuk semakin berkembang seiring dengan perubahan zaman, terutama gaya atau tren sepak bola dunia yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Pose mesrah STY dsan Irfan Jaya @Shintaeyong.id
Pose mesrah STY dsan Irfan Jaya @Shintaeyong.id

Metode itu diterapkan oleh STY selama turnamen AFF Suzuki Cup 2020. Salah satu model kepemimpinan STY adalah ia tidak peduli pada nama-nama besar pemain tanah air seperti Evan Dimas Darmono, Egy Maulana Vikri, Irfan Jaya, Ricky Kaumbuaya, dll yang bersinar di liga domestik maupun turnamen-turnamen internasional lainnya.

STY hanya butuh kerja sama antar lini dalam setiap pertandingan. Karena kunci kemenangan setiap pertandingan adalah hasil dari kerja sama, bukan kerja individu.

Hasil dari metode tersebut mampu dijalankan oleh Evan Dimas dkk selama turnamen AFF berlangsung dengan produktivitas gol terbanyak sepanjang babak penyisihan grup.

Terlepas dari kekalahan di partai final kontra Thailand dengan agregat 6-2. Tetapi itu bukan menjadi masalah. Karena skuad Garuda mampu menjalankan teknik permainan modern yang bisa dinikmatin oleh siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun