Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Artikel Ilmiah Kompasianer Jadi Bahan Referensi Mahasiswa S2

13 Juli 2021   21:10 Diperbarui: 14 Juli 2021   00:11 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa pasca sarjana sementara mengerjakan tesis dengan bahan rujukan artikel Kompasianer. Urbanasia.com

Euforia apa yang kamu rasakan, ketika artikel ilmiah kamu dijadikan bahan rujukan oleh mahasiswa S-1 dan S-2? Tentu, adrenalin kebahagiaan akan mengalir dan membanjiri seisi hati kita.

Kebahagiaan itulah yang saya rasakan, di kala beberapa mahasiswa menjadikan tulisan saya untuk menyelesaikan skripsi dan tesisnya.

Awalnya saya merasa tidak yakin. Gegara yang minta izin untuk menggunakan salah satu artikel saya adalah mahasiswa Pasca Sarjana di salah satu Universitas swasta Jakarta (Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa).

Baca selengkap tulisannya di http://repository.sttpb.ac.id (Budaya dan Karakteristik Sopi Dalam Pandangan Iman Kristen di Desa Uhak Kecamatan Wetar Utara, Maluku Barat Daya.

Sejak tulisan saya dijadikan bahan referensi mahasiswa baik untuk menulis jurnal, skripsi dan tesis, saya pun merasa senang dan termotivasi untuk menulis sesuai gaya saya yang terkesan terlalu formal. Dan artikel saya yang dijadikan bahan rujukan adalah "Minuman Beralkohol Sebagai Jalan Perdamaian di Pulau Timor."

Tak salah, jika gaya kepenulisan kita cenderung ilmiah! Memang artikel ilmiah secara statistik tak mendongkrak viewnya. Akan tetapi, artikel ilmiah di tempat lain lebih dipakai, ketimbang kita menulis sesuai dengan percakapan sehari-hari.

Oke-oke sajalah kita mau menulis dengan gaya apa pun. Karena Kompasiana memiliki pembaca yang sangat beragam. Begitu pun dengan latar belakang penulisnya.

Kompasiana Sebagai Laboratorium Ilmu Pengetahuan

Sadar atau tidak sadar, Kompasiana adalah salah satu media online di Indonesia yang paling banyak menampung penulis dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya, suku dan ras. Inilah wajah kebhinekaan Tungga Ika.

Saya tak pernah menyesal untuk terus menulis di rumah Kompasiana. Karena Kompasiana telah menghadirkan dewi fortuna/keberuntungan tak terduga bagi saya.

Selain relasi yang semakin luas, ilmu pengetahuan gratis dan berbagai kegiatan positif yang saya dapatkan di rumah Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun