Sepak bola dunia diwarnai oleh pemain-pemain Brazil yang piawi dalam mengolah si kulit bundar. Selain itu juga, kapten sepakbola memegang peran penting dalam menggerakan umat untuk mengikuti misa hari Minggu. Karena sepak bola adalah agama pertama Brazil saat ini.
Tanpa pekerja asal Skotlandia, Brazil hari ini tidak akan dipandang sebagai salah satu negara di benua Amerika Latin yang selalu menghasilkan pemain-pemain Top dunia.
Zaman saya masih kecil, wajah yang seanter menghiasi koran bola, majalah bola, kaos bola, buku, sprei, wallpaper adalah pemain-pemain asal Brazil.
Ronaldinho, Pepe, Ronaldo, Roberto Carlos, dkk. Setiap liburan semester tahun ajaran baru, saya pasti menyuruh orangtua untuk membelikan buku yang berposter pemain asal Brazil. Meskipun saat itu, saya tidak tahu letak negara Brazil di bagian mana? Saya hanya mengikuti tren gaya hidup rekan sebaya saya di kampung halaman.
Anyway, apakah nama-nama yang telah saya sebutkan di atas adalah pendiri sepak bola Brazil?
Hmmmmm, belum tentu! Mereka adalah bagian dari sejarah sepak bola Brazil yang mentereng di dunia. Namun, mereka bukan pendiri sepak boal Brazil.
Siapkah sosok yang membawa sepak bola ke Barzil?
Dilansir dari Panditfootball.com Charles William Miller adalah orang pertama (Founder Father) sepak bola Brazil. Miller berasal dari keluarga blasteran. Ayahnya berasal dari negara Skotlandia menikah dengan ibunya yang berdarah campuran Inggris-Brazil.
Miller kecil berdiaspora (merantau) ke Southampton, Inggris untuk menimba ilmu. Di samping kesibukannya sebagai siswa, ia juga beradaptasi dengan lingkungan di mana ia berada. Miller pun mulai berbaur dengan rekan-rekannya yang pandai mengolah si kulit bundar.
Aplikasi ilmu dan hobi
Sekembalinya Miller dari negeri Ratu Elizabeth, ia mulai mengumpulkan rekan-rekannya untuk bermain sepak bola. Konon, rekan-rekannya merasa risih dengan jenis permainan yang diperagakan oleh Miller.
Akan tetapi, Miller tidak peduli dengan perkataan rekannya. Ia terus menebar hobi barunya itu, entah di mana pun ia berpijak.
Cara Miller ini, saya melihat sebagai bentuk aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata. Ternyata kegemaran Miller ini semakin lama membuahkan hasil.
Rekan-rekannya mulai tertarik untuk bermain sepak bola. Tahun berganti, sepak bola di negeri Samba mulai berkembang hingga hari ini.