Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Intensi Menulis Setiap Orang Itu Berbeda!

7 Juni 2021   19:48 Diperbarui: 7 Juni 2021   19:53 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerbitdeepublish.com

Jika menulis hanya mengikuti apa kata orang, kita pun tidak lebih dari seekor kerbau!


Dalam keseharian kita sudah terikat dengan kontrak kerja, aturan dari RT hingga pusat, larangan dari suami ataupun istri, mengantar anak ke sana kemari, dan masih banyak lagi aturan yang berlaku dalam kehidupan.

Apakah kita mau terus hidup dalam kungkungan rutinitas itu di dunia kepenulisan?

Oh tentu saja tidak! Karena intensi menulis setiap ornag itu berbeda. Walau berbeda rasa, yang terpenting kita memiliki satu tujuan yakni literasi.

Menulis adalah bagian dari ekpresi rasa dan pikiran. Saya adalah tipikal orang yang tidak mau disetir oleh aturan baku dalam menulis.

Mengapa saya mengatakan hal demikian?

Karena setiap orang itu bebas menggunakan akal budinya. Produk akal budi diberikan oleh Pencipta kepada kita untuk membedakan eksistensi diri kita dengan binatang.

Seekor binatang selalu patuh mengikuti tuannya. Lain hal dengan kita di dunia kepenulisan. Jika setiap hari kita menulis sesuai dengan apa kata orang, hal itu sama saja dengan leher kita diikat dengan tali kerbau.

Bayangkan anak kembar saja memiliki karakter dan tujuan yang berbeda dalam menjalani kehidupan. Apalagi kita di dunia kepenulisan.

Pemikir Bebas

Salah satu ciri pemikiran filsafat adalah kebebasan berpikir. Bebas berpikir bukan berarti kita melupakan hukum tertinggi dari kehidupan yakni penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Justru semakin kita mengagungkan pemikiran bebas, daya empati dan simpati semakin besar dalam kehidupan kita. Karean di sana kita menghargai setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun