Zoon Politicon bagi filsuf Aristoteles adalah manusia bagaikan binatang. Eits bro tahan ya, arti binatang di sini mengacu pada ketiadaan untuk berpikir jernih.
Manusia sebagai mahkluk sosial. Tentunya butuh politik untuk mencari kebenaran. Karena siapapun tidak mungkin mencintai kekeliruan.
Meskipun dewasa ini banyak orang yang sengaja mencintai kekeliruan untuk mengeruk keuntungan sendiri. Lalu mengorbankan yang lain.Â
Inilah letak politik bangsa kita yang keliru. Maka, Aristoteles menganjurkan bahwa setiap pemimpin harus mempelajari filsafat. Sebelum terjun ke dunia politik.
Bagi Aristoteles melalui pengetahuan di dunia politik, manusia akan semakin kreatif untuk mencari setiap objek dalam kehidupan bersama. Dan hal ini yang tidak dimiliki oleh binatang.
Seni berpolitik akan menghasilkan paduan harmoni yang indah, bila setiap pemimpin tidak main sodor keluarga untuk menempati posisi di ruang publik. Sah-sah saja, asalkan orang yang disodorkan itu memiliki pengetahuan yang cukup di dunia politik.
Karena letak kesalahan politik dan bangsa kita itu terletak di sini. Minimnya pendidikan politik dan filsafat, tapi ngotot untuk menjadi pemimpin. Hanya bermodalkan popularitas semata, lalu ia sudah yakin akan memimpin bangsa dan hajat hidup semua orang.
Bila tak memiliki bankground filsafat dan politik, ya bidang humanisme harus dilatih. Agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam kancah perpolitikan tanah air.
Politik bangsa dan negara kita hancur karena banyak orang yang ingin jadi pemimpin. Akibatnya banyak hal yang meresahkan masyarakat, lalu adanya tendensi kebencian masyarakat akan politik. Padahal politik itu indah dan memiliki kedudukan tertinggi dalam sebuah negara.
Bayangkan perang apapun pasti diawali dari perbedaan paham politik. Masalah remeh temeh dalam bangsa pasti berawal dari politik. Jadi, politik itu sangat penting dan perlu untuk diketahui oleh rakyat. Tujuannya agar kita tidak semakin dungu, kata RG.
Bangsa dan negara akan hancur, bila persepsi politik itu jahat dan penuh intrik kotor di mata rakyat. Â Tugas kita adalah memberikan pemahaman bahwa politik pada dasarnya baik dan bertujuan untuk mencari kebenaran. Tapi, yang menjadi biang kerok adalah orang yang memimpin. Jadi, politik jangan disalahkan. Melainkan pribadi yang bersangkutan.